kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

80 Tahun Merdeka, Industri Perbankan Dihadapkan pada Tantangan dan Peluang


Minggu, 17 Agustus 2025 / 20:27 WIB
80 Tahun Merdeka, Industri Perbankan Dihadapkan pada Tantangan dan Peluang
ILUSTRASI. Warga menggunakan ATM untuk bertransaksi di Jakarta, Rabu (4/12/2024). Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume transaksi ATM dan kartu debit sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 5,24 miliar, menyusut 31,04% dari akhir tahun lalu. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp 5.421,2 triliun atau merosot 30,5%. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sektor perbankan nasional tetap menjadi bagian penting dalam mendorong pembangunan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan. Di tengah berbagai tantangan ekonomi global dan domestik, perbankan Indonesia dinilai masih memiliki daya tahan dan peluang besar untuk tumbuh lebih inklusif.

Di usia kemerdekaan yang ke-80 ini, perbankan nasional tak hanya menjadi lembaga keuangan, tetapi juga bagian dari transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai bahwa kinerja perbankan Indonesia tetap solid meski menghadapi dinamika ekonomi. Rasio-rasio keuangan menunjukkan fundamental yang kuat, didukung oleh permodalan dan likuiditas yang terjaga baik. Minat investor asing terhadap sektor ini juga masih tinggi, melihat potensi pasar yang besar dari jumlah penduduk dan ekonomi yang terus berkembang.

"Industri perbankan kita masih tumbuh dan menarik di mata investor. Tantangannya sekarang adalah bagaimana menjaga daya beli masyarakat, dan dari sisi internal bank yakni bagaimana bank dapat menjaga likuiditas dengan cost of fund yang rendah serta menjaga efisiensi operasional bank agar bisa kompetitif, seperti halnya bank-bank di negara maju," ujar Trioksa kepada kontan.co.id, Jumat (15/8/2025).

Baca Juga: 80 Tahun Indonesia Merdeka, Industri Perbankan Perlu Jeli Lihat Peluang

Meski begitu, peluang bagi sektor perbankan Indonesia juga terbuka lebar. Bank dituntut untuk semakin inklusif, melayani seluruh lapisan masyarakat, dan menjadi agen kepercayaan dalam pengelolaan keuangan. Lebih jauh lagi, bank diharapkan mampu berperan sebagai agen pembangunan dengan memperluas penyaluran kredit hingga ke pelosok negeri.

"Ketika bank mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi hingga daerah tertinggal, maka di situlah peran nyata perbankan dalam mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi sebagaimana cita-cita kemerdekaan," tambah Trioksa.

Di sisi lain, pendapat berbeda datang dari kalangan analis pasar modal. Head Online Trading BCA Sekuritas Achmad Yaki menyoroti bahwa dalam 1–2 tahun terakhir, kinerja industri perbankan mulai menunjukkan perlambatan.

“Pertumbuhan penyaluran kredit melambat, kredit menganggur meningkat, dan tren pencadangan kredit juga naik. Sementara itu, masyarakat mulai menggerus tabungannya di tengah daya beli yang melemah,” ujar Yaki.

Baca Juga: Perbankan Hati-Hati Hadapi Kredit Macet Korporasi

Dari sisi investasi, saham-saham perbankan khususnya bank-bank besar yang tergolong dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV dinilai tetap menarik untuk jangka panjang, meskipun kinerjanya saat ini relatif stagnan.

“Big banks masih menarik secara jangka panjang, terutama BBCA yang kinerjanya paling solid. Sementara bank besar lain seperti BMRI, BBNI, dan BBRI terlihat flat hingga bearish. Bank digital justru mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik pada semester I 2025," tambahnya.

Saat ini, Yaki menyarankan dapat mempertimbangkan hold dan akumulasi buy untuk bank KBMI IV, serta sell on strength untuk saham bank digital yang sudah mengalami kenaikan harga.

Baca Juga: BI Proyeksikan Permintaan Kredit Baru Turun di Kuartal III, Apa dengan Perbankan?

Selanjutnya: BI Proyeksikan Permintaan Kredit Baru Turun di Kuartal III, Apa dengan Perbankan?

Menarik Dibaca: Cara Buka Blokir Facebook dengan Bantuan Pusat Dukungan,Cepat & Mudah Dilakukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×