Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Victoria International Tbk menunda aksi korporasi untuk kembali menerbitkan surat utang untuk mencari dana segar bagi perseroan. Surat utang berjenis medium term notes (MTN) ini terpaksa ditunda penerbitannya sampai dengan tahun depan.
Deputi CEO Bank Victoria Anthony Soewandy menyatakan, penerbitan MTN yang sejatinya telah dibahas perseroan sejak kuartal I-2014 ini, terpaksa ditunda penerbitannya karena beberapa faktor diantaranya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi politik di Tanah Air yang masih membuat sebagian kalangan usaha menunda melakukan aksinya, turut mempengaruhi perlambatan ekonomi tersebut. Hal ini kemudian berimbas pada perlambatan penyaluran kredit.
"Belum ada kebutuhan mendesak bagi perseroan untuk segera meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan penyaluran kredit, karena ekspansi kredit sulit tahun ini," ujar Anthony di Jakarta, Selasa (19/8).
Kondisi tingginya tingkat suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5% dan juga LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) rate di level 7,75%, tidak memungkinkan perbankan untuk mengenakan bunga kredit yang tinggi kepada debitur. Karena itu, Bank Victoria pun terpaksa mengerem laju pertumbuhan penyaluran kreditnya tahun ini.
"Penerbitan MTN akan kami persiapkan, sehingga kalau memang butuh, kami siap terbitkan. Rencana penerbitan bergeser karena kredit tidak bisa tumbuh tinggi, sehingga kami belum mempunyai rencana untuk ekspansi kredit sesegera mungkin. Kebutuhan ekspansi kredit tidak ada," jelasnya.
Menurut Anthony, permintaan kredit saat ini masih bisa dilayani bank yang listing di bursa dengan kode saham BVIC ini dengan permodalan. Modal Bank Victoria secara konsolidasi sebesar Rp 1,7 triliun-Rp 1,8 triliun. Hal tersebut membuat bank dengan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 2 ini, tidak memiliki kendala untuk melanjutkan target kinerja tahun ini.
Selain itu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Victoria masih berada ditingkat aman yaitu di level 76%-78%. Sampai akhir tahun, perseroan akan menjaga LDR di level 78%.
"Kami sudah apik menjaga likuiditas dan tidak mau riskan untuk meningkatkan LDR di atas 80%. Kami akan memaksimalkan kinerja dan menjaga LDR tetap di 78%. Ini salah satu kebijakan untuk mengatur likuiditas," kata Anthony.
Sebelumnya, pada tahun 2013 lalu, bank ini menerbitkan dua obligasi berbunga tetap senilai Rp 500 miliar. Obligasi pertama, sebesar Rp 200 miliar bernama Obligasi Bank Victoria IV Tahun 2013. Obligasi ini bertenor lima tahun dengan peringkat A- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Adapun, obligasi kedua bertajuk Obligasi Subordinasi Bank Victoria III Tahun 2013 senilai Rp 300 miliar. Surat utang ini bertenor tujuh tahun dan mendapatkan peringkat BBB+ dari Pefindo.
Kupon yang ditawarkan untuk Obligasi Bank Victoria IV berkisar antara 9%-9,50%. Sementara kupon Obligasi Subordinasi Bank Victoria III di kisaran 10%-10,50%.
Obligasi ini membidik target investor institusi seperti perbankan, asuransi, korporasi dan dana pensiun. Selain itu, perseroan juga membidik investor ritel dengan minimum pembelian sebesar Rp 1 miliar. Masa penawaran surat utang ini pada 4 Juni-14 Juni 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News