kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank yakin fee based income akan tumbuh positif pada tahun ini


Rabu, 05 Mei 2021 / 19:40 WIB
Bank yakin fee based income akan tumbuh positif pada tahun ini
ILUSTRASI. Aplikasi Livin, layanan perbankan online dari Bank Mandiri.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) sebagian besar perbankan sepanjang kuartal I 2020 masih mengalami penurunan secara tahunan. Namun, bank optimis bisa menorehkan pertumbuhan positif tahun ini, terutama akan ditopang oleh digitalisasi layanan yang terus dioptimalkan. 

Bank Mandiri misalnya masih hanya membukukan FBI secara konsolidasi sebesar Rp 7,61 triliun selama tiga bulan pertama tahun ini atau turun 1,6% secara year on year (YoY). PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengalami penurunan pendapatan non bunga 14,5% dari Rp 5,7 triliun di kuartal I 2020 menjadi Rp 4,9 triliun, namun fee based income hanya turun 0,8% menjadi 3,43 triliun. 

CIMB Niaga mencatatkan penurunan fee based income 5,9% menjadi Rp 552 miliar namun secara total pendapatan non bunganya masih tumbuh 12,9% YoY jadi Rp 1,3 triliun. Pertumbuhan non interest income terutama karena adanya peningkatan signifikan dari transaksi forex dan derivatif sebesar 55,5% menjadi Rp 475 miliar. 

Baca Juga: Sambut Lebaran, Bank Permata beri penawaran khusus transaksi lewat PermataMobile X

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan penurunan pendapatan non bunga sebesar 15,4% ke Rp 504 miliar. 

Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan non bunga secara konsolidasi sebesar 41,1% YoY menjadi Rp 3,19 triliun di triwulan pertama 2021. Recurring fee secara bank only tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp 2,9 triliun. 

Tahun ini, BNI akan terus mengoptimalkan fee based income salah satunya dengan strategi meningkatkan transaksi. "Layanan transactional banking terutama pada penguatan cross selling dan value chain terhadap nasabah, khususnya nasabah kredit memberikan peluang pengembangan FBI dari transaksi nasabah," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini pada KONTAN, Rabu (5/5).

Novita melihat potensi pengembangan layanan transaksi ini masih cukup besar. FBI diharapkan bisa lebih optimal dengan didukung dengan digitalisasi baik produk dan layanan ke nasabah. Tahun ini, perseroan memperkirakan FBI akan tumbuh sekitar 15,4%.

Baca Juga: Permudah pembayaran zakat, Baznas gandeng BNI

FBI yang didapat BNI secara bank only dari segmen konsumer berasal dari terdiri dari pemeliharaan akun sebesar Rp  496 miliar atau naik 1,1%, ATM dan e-channel naik 5,7% menjadi Rp 360 miliar, maintinance kartu debit tumbuh 7,8% menjadi Rp 123 miliar, layanan tagihan pembayaran naik 35% menjadi Rp 69 miliar, remitansi turun 9,7% menjadi Rp 51 miliar, dan lain-lain. 

Sedangkan dari business banking ditopang oleh trade finance yang naik 19,6% menjadi Rp 315 miliar, marketable securites naik 75,7% menjadi Rp 444 miliar dan  sindikasi naik 48,2% menjadi Rp 133 miliar. Adapun keuntungan transaksi forex turun 25,6% menjadi Rp 145 miliar.




TERBARU

[X]
×