Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis jasa pengiriman uang dari luar negeri alias remitansi di perbankan masih mencatatkan peningkatan. Padahal, merujuk pada pemberitaan yang dimuat di Kontan.co.id Oktober lalu, Bank Dunia memprediksi remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tahun ini akan menyusut sebanyak 3,5% dibanding tahun sebelumnya lantaran aliran dana yang masuk ke dalam negeri dari TKI menurun dibandingkan dengan dana yang dikirim ke luar negeri untuk TKI.
Hanya saja, hal tersebut menurut Kepala Divisi Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Henry Panjaitan, tidak terjadi di pihaknya. Sampai dengan kuartal III 2017 BNI mencatat rata-rata pertumbuhan slip remittance dalam tiga tahun terakhir naik 11% atau 270.000 slips per tahun.
Sementara itu, pertumbuhan slip remittance pada kuartal III 2017 di BNI secara tahunan atau year on year (Yoy) naik 30,2% atau 636.000 slip.
Berkat peningkatan tersebut, pendapatan berbasis komisi BNI dari bisnis remitansi cukup signifikan, yakni mencapai Rp 136 miliar hingga kuartal III 2017.
"Pertumbuhan fee based remittance di level 29% secara tahunan," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (20/11).
Sampai akhir tahun, bank berlogo 46 ini menyebut mematok pencapaian pendapatan berbasis komisi dari bisnis ini sebesar Rp 162 miliar. Itu artinya, pihaknya saat ini telah memenuhi 84% dari target pendapatan fee based sepanjang tahun 2017.
Adapun, guna mengejar target tersebut pihaknya juga tengah menggodok aplikasi khusus TKI di akhir tahun ini. Diharapkan, dengan memanfaatkan teknologi ini, TKI dapat semakin aktif dan diberi kemudahan dalam melakukan transaksi dari luar negeri. "Untuk aplikasi kami targetkan sebelum akhir tahun ini sudah keluar," tambahnya.
Catatan saja, bisnis remitansi BNI ini ditopang oleh 8 kantor cabang di luar negeri, 12 kantor representatif remitansi di luar negeri dan 20 kantor representatif remitansi di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News