kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Bankir cermati penyaluran kredit ke pengembang


Senin, 02 September 2019 / 21:45 WIB
Bankir cermati penyaluran kredit ke pengembang
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank BNI


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Sampai Juli 2019, penyaluran kredit Bank Mandiri di sektor properti masih didominasi jenis kredit investasi dengan porsi 70-80%. Capaiannya mencapai Rp 17,9 triliun atau masih tumbuh dua digit dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Adapun kualitas kredit Bank Mandiri di sektor itu masih terjaga menurut Rohan dengan NPL di kisaran 0,5%. Namun saat ini, bank ini tercatat sebagai salah satu debitur dalam kredit sindikasi kepada PT Agung Podomoro Land Tbk sebesar Rp 1,3 triliun yang akan jatuh tempo akhir bulan ini.

Rawan gagal bayar

Baru-baru ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memangkas peringkat pada APL menjadi BBB dari sebelumnya A-. Selain itu, lembaga pemeringkat juga merevisi outlook emiten properti tersebut menjadi credit watch dengan implikasi negatif karena pengembang ini rawan gagal bayar utang.

Baca Juga: Hingga Agustus, pemerintah salurkan kredit ultramikro Rp 2,7 triliun

Seperti diketahui, APLN memiliki pinjaman sindikasi senilai Rp1,3 triliun yang akan jatuh tempo pada 30 September 2019.

Pinjaman itu diberikan oleh PT Bank BNP Paribas Indonesia, PT Bank DBS Indonesia, Standard Chartered Bank cabang Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Shinhan Indonesia, dan PT Bank Permata Tbk. Per 30 Juni 2019, outstanding pinjaman sindikasi itu mencapai Rp1,17 triliun.

APLN berencana melunasi seluruh pinjaman tersebut. Namun, sumber dana pelunasan pinjaman sindikasi itu direncanakan berasal dari fasilitas pinjaman baru belum cair.

Saat Kontan.co.id mengonfirmasi perkembangan pelunasan utang tersebut, Sektetaris Perusahaan Agung Podomoro Land Justini Omas tidak memberikan respon. Begitu pun dengan Bank Mandiri, debitur APLN ini tidak bersedia mejawab terkait perkembangan pembayaran utang tersebut.

Hanya saja mengutip Debtwire, APLN disebut tengah berdiskusi dengan SSG Capital dan Standard Chartered Bank untuk fasilitas bridge funding sebesar Rp 2 triliun untuk melunasi utang jatuh tempo tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×