kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Bankir masih pikir dua kali turunkan bunga kredit


Rabu, 17 Februari 2016 / 23:43 WIB
Bankir masih pikir dua kali turunkan bunga kredit


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Beberapa bankir memprediksi jika nanti suku bunga acuan Bank Indonesia BI rate mengalami penurunan, mereka tidak serta merta ikut menurunkan suku bunga kredit. Hal ini salah satunya disebabkan karena cost of credit di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan negara ASEAN lain.

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Anita Siswadi mengatakan, seandainya pada pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Februari 2016 ini diumumkan BI rate mengalami penurunan, maka bankir akan merespons pertama dengan menurunkan suku bunga deposito. Namun sebelum menurunkan suku bunga deposito bankir juga harus memikirkan terkait dengan cost of fund yang nantinya harus dibayarkan kepada nasabah.

“Seandainya BI kembali lagi menurunkan kembali BI rate pada RDG bulan ini, perbankan cenderung akan meresponnya dengan menurunkan suku bunga kredit meskipun penurunan nya tidak sebesar penurunan suku bunga deposito,” ujar Anita kepada KONTAN, Rabu, (17/2).

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan untuk menurunkan suku bunga kredit tidak cukup hanya mempertimbangkan suku bunga acuan BI Rate. Hal ini karena bankir perlu menimbang suku bunga LPS dan SUN. Hal ini karena dua suku bunga inilah yang sebenarnya mempengaruhi suku bunga kredit di pasar.

“Memang penurunan bi rate bisa 'memberikan arah' kemana suku bunga nantinya. Namun perlu juga diikuti dgn penurunan LPS rate dan juga SUN (risk free rate),” ujar Budi, Rabu (17/2).

Budi menjelaskan dalam ilmu ekonomi, tidak pernah ada suku bunga komersial bank di bawah risk free rate bunga SUN. Jika kondisi suku bunga lelang SUN saat ini yang masih berada di angka 7% - 8% maka tidak mungkin suku bunga deposito sama atau berada di bawah suku bunga SUN.

Logikanya menurut Budi, dengan bunga deposito berada di range di 9%-10%, maka dengan berasumsi margin sama seperti Malaysia dan Singapura yang sebesar 3% maka suku bunga kredit kita masih akan berada di kisaran 12%-13%. Budi mengatakan jika suku bunga kredit ingin mengalami penurunan, maka risk free rate harus mengalami penurunan.

“Jika suku bunga deposito kalah bersaing dengan SUN maka tidak orang tidak mau menempatkan uangnya di deposito,” ujar Budi. Untuk menurunkan suku bunga kredit menurut Budi cost of credit harus turun untuk itu secara fundamental ekonomi harus diperbaiki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×