Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mewaspadai dampak ancaman resesi global di 2023, perbankan masih optimis kredit ke sektor konsumer masih mampu tumbuh optimal. Bank Indonesia (BI) mencatatkan kredit konsumer tumbuh 8,7% secara tahunan menjadi Rp 1.795,3 triliun per Oktober 2022.
PT Bank CIMB Niaga Tbk melihat secara domestik, peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia masih besar. CIMB Niaga juga melihat masih banyak produk, segmen, dan area untuk melakukan pertumbuhan bisnis, tanpa mengubah risk appetite yang dimiliki.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan yakin kredit masih bisa tumbuh 8% hingga 9% di tahun depan.
Baca Juga: Ini Bank-bank Pencetak Pertumbuhan Kredit Tertinggi
Ia melihat kredit ini akan ditopang oleh penyaluran kredit di sektor ritel seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) dan UMKM.
"Sampai Oktober 2022, kredit CIMB Niaga tumbuh 10% secara tahunan di motori oleh kredit konsumer yg tumbuh di atas 14%. Sedangkan kredit UMKM dan korporasi naik sekitar 10%. Hanya komersil yang belum tumbuh," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/11).
Ia menyatakan KPR CIMB Niaga tumbuh sekitar 9% secara hingga Oktober 2022. Sedangkan KKB melalui anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance tumbuh atas 50%. Ia yakin tahun depan KPR masih bisa tumbuh dobel digit dan KKB bisa naik di atas 20%.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi melihat 2023 masih akan memiliki banyak tantangan. Kendati demikian, Bank BJB tetap optimistis dan berharap penyaluran kredit bisa tumbuh di level 9% hingga 11% pada tahun depan.
“Kami melihat kredit konsumer masih tetap tumbuh di tahun depan, apalagi kita lihat dari berbagai indikator mulai dari angka penjualan ritel, kendaraan semuanya bertumbuh. Ini merupakan tanda bahwa konsumsi masyarakat sudah berangsur pulih,” paparnya kepada Kontan.co.id.
Ia menyatakan kredit konsumer mengalami pertumbuhan paling tinggi ada pada segmen pensiun yang tumbuh 15,6% secara tahunan per Oktober 2022. Selain itu KPR juga tumbuh dengan baik 16,7% seiring dengan tingginya permintaan pada rumah baru dan juga bersubsidi.
Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Kredit Tahun Depan, Ini Sektor yang Jadi Andalan Perbankan
“Dengan layanan yang terus kami tingkatkan dan kecepatan proses menjadi salah satu faktor kunci dalam kredit konsumer. Kami optimistis pertumbuhan ini dapat terus berlanjut di tahun depan,” paparnya.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), mencatatkan pernyakuran kredit yang tumbuh 11,3% yoy menjadi Rp 106,9 triliun hingga September 2022. Hal ini ditopang oleh Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tumbuh 6,5% secara tahunan menjadi Rp 51,9 triliun, kredit payroll loan naik 21,2% secara tahunan menjadi Rp 41,4 triliun, dan kartu kredit juga tumbuh 3,7% secara tahunan menjadi Rp 12,1 triliun.
Direktur Consumer Banking BNI, Corina Leyla Karnalies menyatakan, kredit konsumer BNI masih difokuskan pada penyaluran KPR dan payroll loan.
"Pertumbuhannya masih cukup bagus double digit. Di tengah tren kenaikan suku bunga acuan, BNI Optimistis di tahun 2022 kredit konsumer bisa tumbuh 12%," kata Corina.
Corina menyebut, saat ini BNI masih gencar melakukan promosi mendorong KPR subsidi hingga kendaraan bermotor dengan rate yang sangat bagus. Menurutnya, kenaikan suku bunga tidak serta merta akan berpengaruh terhadap penyaluran kredit konsumer, pihaknya melihat tren permintaan kredit KPR dan LPP masih akan tumbuh besar.
PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan pertumbuhan kredit Rp 165,0 triliun atau naik 10,4% secara tahunan per September 2022.
Baca Juga: Kredit Ditargetkan Tumbuh 9%-11%, Simak Target Bisnis Bank BRI Hingga Akhir 2022
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tumbuh 10,4% secara tahunan menjadi Rp 105,0 triliun.
Lalu, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 9,2% secara tahunan menjadi Rp43,8 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8% secara tahunan menjadi Rp 13,0 triliun.
BCA optimistis tren kenaikan permintaan kredit masih akan berlanjut sampai kuartal IV 2022. Bahkan, BCA mengerek target kredit dari 8% menjadi 10% secara tahunan di sepanjang 2022.
"Kami melihat tren pemulihan permintaan kredit konsumer berlanjut. Didukung pelaksanaan dua kali expo di tahun ini, kami menerima total aplikasi KPR dan KKB senilai Rp 30 triliun," kata Jahja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News