Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Laju kredit di BCA juga diakuinya masih terbilang positif dengan kenaikan sebesar 5,3% secara year on year (yoy) di semester pertama tahun ini. Lalu, laju pemberian kredit ke segmen korporasi juga masih naik 17,7% yoy menjadi Rp 257,9 triliun. Walau memang untuk beberapa segmen seperti UKM dan konsumer tidak terlalu tinggi alias flat.
Itu dari kacamata bank-bank raksasa. Nah, menurut bank kecil seperti di PT Bank Ina Perdana Tbk pihaknya saat ini lebih memilih untuk bermain aman, alias mengerem kredit terutama pada jenis kredit investasi yang punya risiko tinggi.
Lagi pula, Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu bilang di situasi krisis kesehaatan, permintaan kredit sangat begantung pada kondisi ekonomi.
Baca Juga: Ada pinjaman modal bisa tanpa agunan dari BNI, ini syarat dan bunga KUR mikro BNI
"Demand kredit tergantung situasi, saat ini penuh ketidakpastian. Selain pandemi Covid-19 juga geo politic dan perang dagang AS dan China yang terus berlanjut," kata Daniel.
Tetapi, bukan tidak menurunkan bunga. Menurutnya pihaknya sudah menurunkan bunga kredit di selama periode pandemi Covid-19 sekitar 25 sampai 50 basis poin di beberapa jenis kredit. Selain itu suku bunga deposito juga ditahan di posisi 5,25% alias sesuai dengan rata-rata pasar.
Wajar menurutnya bila bank tak mau menggebu-gebu menyalurkan kredit, apalagi di situasi yang tidak menentu. Menurutnya, peran pemerintah perlu lebih optimal lagi untuk mendorong iklim perekonomian yang positif.
"Stimulus pemerintah sudah benar, dengan menyalurkan bantuan ke rakyat. Hanya perlu dipercepat karena yang sudah tersalurkan baru sekitar 34%," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News