Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bankir menyebut penurunan suku bunga kredit tahun depan akan semakin terbatas. Ini seiring dengan proyeksi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (The Fed).
Salah satunya, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP yang memproyeksi, tahun depan penurunan bunga kredit akan semakin terbatas.
"Dengan adanya kenaikan suku bunga The Fed," kata Parwati kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12). Saat ini menurut Parwati penurunan suku bunga kredit masih di atas 10 bps.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI memperkirakan, tahun depan, bunga acuan The Fed akan naik dengan sendirinya.
"Sedangkan bunga kredit rupiah diperkirakan masih dalam kisaran sekarang," kata Herry, Minggu (17/12).
Menurut Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, ada dua faktor yang mempengaruhi suku bunga kredit tahun depan. Pertama adalah suku bunga The Fed dan progres infrastruktur. "Dua faktor tersebut bisa menyebabkan bunga naik, tapi tidak signifikan," kata Jahja, Minggu.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN bilang, bank sudah mengantisipasi risiko suku bunga pada tahun depan. "Kami sudah melakukan stress test kenaikan atau penurunan suku bunga dalam tiga bulan ke depan," katanya.
Jika 7DRR rate naik atau turun tahun depan, maka bunga deposito akan menyesuaikan dan akan diikuti dengan bunga kredit yang setara. Sebagai lembaga intermediasi, bank akan berusaha menjaga margin bunga bersih atau NIM sesuai target. Sebagai gambaran, BTN memperkirakan kenaikan suku bunga acuan BI tahun depan sebesar 50 bps.
Sampai Oktober 2017, suku bunga kredit perbankan masih 11,55% atau turun 5 bps secara tahunan atau year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News