Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Nah, tahun lalu BNI mencatatkan beban bunga naik 17,3% yoy dari Rp 18,69 triliun di 2018 menjadi Rp 21,93 triliun. Lantaran pertumbuhannya jauh lebih tinggi dari pendapatan bunga, net interest income (NII) BNI pun hanya naik 3,3% tahun lalu menjadi Rp 36,6 triliun.
Baca Juga: Tekan BOPO, bank cari siasat untuk mendorong efisiensi
Di sisi lain, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memilih tak mau ambil pusing potensi masih meningkatnya beban bunga.
Pasalnya, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menilai strategi perseroan saat ini antara lain dengan melakukan efisiensi beban operasional dalam rangka merespon suku bunga acuan maupun bunga penjaminan LPS.
Meski begitu, Ferdian tak menampik bahwa kompetisi di pasar terutama soal likuiditas tetap menjadi pertimbangan bank dalam menekan efisiensi. "Kami perkirakan beban bunga masih tumbuh tinggi tahun ini," ujarnya.
Baca Juga: Tak penuhi modal inti, bisnis bank akan dikebiri
Adapun, bank bersandi saham BJTM ini menyebut per Desember 2019 lalu beban bunga masih naik di kisaran 21,79%. Diperkirakan tahun ini pertumbuhannya masih akan ada di kisaran sama.
Sebagai tambahan informasi saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tahun lalu total beban bunga secara industri menembus Rp 403,96 triliun. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya Rp 331,1 triliun atau naik sekitar 22% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News