kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir sebut beban bunga tahun ini akan lebih jinak


Kamis, 06 Februari 2020 / 21:19 WIB
Bankir sebut beban bunga tahun ini akan lebih jinak
ILUSTRASI. Simpanan nasabah di Bank: Teller menghitung uang nasabah di Bank OCBC NISP, Jakarta, Senin (11/2). Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga akhir 2012 total simpanan masyarakat Indonesia mencapai Rp 3.277,15 triliun yang terdiri dari simpan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati sempat menanjak di tahun 2019 lalu, perbankan optimistis di tahun 2020 beban bunga perbankan bakal lebih melandai. Penyebabnya yakni mayoritas perbankan sudah lebih aktif menjaring dana murah alias current account and saving account (CASA). Walhasil, biaya dana dipastikan bakal lebih bisa dikontrol.

PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya mengamini bahwa tahun lalu beban bunga bank kian menanjak. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja memandang hal ini disebabkan oleh baru menurunnya biaya dana di semester II 2019 pasca Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat bunga acuan.

"2020 diperkirakan tidak akan naik tinggi karena pertumbuhan dana diimbangi dengan penurunan bunga," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).

Baca Juga: MUFG catat kerugian JPY 25,7 miliar pada kuartal III-2019

Kendati kebijakan BI di awal 2020 ini lebih mempertahankan bunga acuan, Parwati meyakini dengan menggunakan strategi pricing dan peningkatan CASA tingkat beban bunga bakal lebih kecil.

Catatan saja, tahun lalu OCBC NISP mencatatkan beban bunga naik 20,77% secara year on year (yoy) dari Rp 5,84 triliun di 2018 menjadi Rp 7,05 triliun.

Senada, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta mengatakan tahun ini pihaknya meramal rasio biaya dana akan ada di level 3%-3,1%. Relatif lebih melandai dibandingkan posisi tahun lalu yang sempat di atas 3,2%.

Asumsi ini disebabkan oleh proyeksi suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (7DRRR) bakalan turun sampai akhir 2020. "Ke depan kami memproyeksikan beban bunga juga cenderung turun," katanya.

Baca Juga: Antisipasi kegagalan restrukturisasi KRAS, BCA siapkan pencadangan sebesar 57%

Alih-alih menjaga beban bunga, pihaknya juga akan mendorong pertumbuhan rasio CASA hingga ke level 65%-67%.

Meski begitu, bank berlogo 46 ini tetap memberi isyarat bahwa beban bunga masih bisa tetap tinggi. Walhasil, perseroan tetap akan mengkaji secara berkala kondisi likuiditas dan persaingan dalam penghimpunan dana di sektor perbankan.

Nah, tahun lalu BNI mencatatkan beban bunga naik 17,3% yoy dari Rp 18,69 triliun di 2018 menjadi Rp 21,93 triliun. Lantaran pertumbuhannya jauh lebih tinggi dari pendapatan bunga, net interest income (NII) BNI pun hanya naik 3,3% tahun lalu menjadi Rp 36,6 triliun.

Baca Juga: Tekan BOPO, bank cari siasat untuk mendorong efisiensi

Di sisi lain, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memilih tak mau ambil pusing potensi masih meningkatnya beban bunga.

Pasalnya, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menilai strategi perseroan saat ini antara lain dengan melakukan efisiensi beban operasional dalam rangka merespon suku bunga acuan maupun bunga penjaminan LPS.

Meski begitu, Ferdian tak menampik bahwa kompetisi di pasar terutama soal likuiditas tetap menjadi pertimbangan bank dalam menekan efisiensi. "Kami perkirakan beban bunga masih tumbuh tinggi tahun ini," ujarnya.

Baca Juga: Tak penuhi modal inti, bisnis bank akan dikebiri

Adapun, bank bersandi saham BJTM ini menyebut per Desember 2019 lalu beban bunga masih naik di kisaran 21,79%. Diperkirakan tahun ini pertumbuhannya masih akan ada di kisaran sama.

Sebagai tambahan informasi saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tahun lalu total beban bunga secara industri menembus Rp 403,96 triliun. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya Rp 331,1 triliun atau naik sekitar 22% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×