kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bankir Siapkan Strategi untuk Memperbesar Kredit UMKM pada Tahun Depan


Senin, 20 Desember 2021 / 17:49 WIB
Bankir Siapkan Strategi untuk Memperbesar Kredit UMKM pada Tahun Depan
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank BNI Jakarta (5/11). /pho KONTANCarolus Agus Waluyo/05/11/2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus berupaya memperbesar porsi penyaluran kredit ke sektor UMKM.  Ini seiring dengan langkah Bank Indonesia mendorong peningkatan rasio penyaluran kreditnya ke sektor UMKM secara bertahap, yakni 20% pada 2022, 25% pada 2023, dan 30% pada 2024. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengklaim telah menyalurkan kredit UMKM sebesar 67,4% dari total kredit UMKM nasional. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa BRI melihat kecenderungannya selama 4 bulan hingga 5 bulan kredit usaha mikro dan kecil BRI masih dan posisinya sudah mencapai di atas sebelum adanya Covid.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto melihat potensi kredit UMKM di tahun 2022 masih sangat prospektif. Hal tersebut tercermin dari data bahwa pembiayaan bank terhadap UMKM di Indonesia saat ini baru berkisar 18% hingga 20%. 

“Salah satu strategi utama BRI untuk meningkatkan pembiayaan UMKM di tahun 2022 yakni melalui optimalisasi ekosistem ultra mikro, yang saat ini menjadi new source of growth bagi BRI,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Senin (20/12). 

Baca Juga: Bank DKI Salurkan Kredit Rp 1,2 Triliun dan Dukung Pemasaran Digital Ancol

Lanjutnya, terbentuknya ekosistem ultra mikro yang mengintegrasikan seluruh layanan keuangan BRI, Pegadaian dan PNM ke dalam suatu ekosistem besar akan memperkuat peran BRI dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan usaha masyarakat, khususnya segmen mikro dan segmen ultra mikro.  

Khusus di BRI, hingga akhir kuartal III 2021 tercatat portofolio kredit UMKM sebesar 82,67% dibandingkan dengan total penyaluran kredit BRI. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85%. Secara keseluruhan, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8%-10% di tahun 2022.

Dari laporan publikasi BRI hingga kuartal III tahun 2021, tercatat kredit UMKM tumbuh 12,5% yoy sehingga nominalnya kini telah mencapai Rp848,6 triliun. “Penyaluran terbesar kredit UMKM BRI berada di sektor perdagangan besar dan eceran serta pertanian, perburuan dan kehutanan,” paparnya.

PT Bank Sahabat Sampoerna melihat prospek kredit UMKM masih dalam kondisi baik di 2022.  Adji Anggono, Chief of SME, Funding and FI Bank Sampoerna bilang hal ini seiring dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tahun ini. 

“UMKM merupakan salah satu sektor yang menarik, potensial, dan adaptif terhadap perubahan yang semakin cepat. Kami berharap pertumbuhan kredit UMKM di atas 10% di tahun depan,” ujar Adji secara virtual pada Senin (20/12).

Baca Juga: Bank Sampoerna Targetkan Pertumbuhan Kredit UMKM di Atas 10% pada Tahun 2022

Ia menyatakan saat ini, kontribusi penyaluran kredit ke UMKM dijaga di level 50%. Ia menyatakan akan meningkatkan porsi penyaluran kredit ke sektor UMKM ke depannya.

Salah satu upaya mencapai target itu, Bank Sampoerna bekerja sama dengan dan PT Mekar Investama Sampoerna (Mekar) meluncurkan MekarinAja. Target penyaluran pada tahap awal hingga Rp 200 miliar. 

Hendra Setiawan, Head of Lending Center Bank Sampoerna menambahkan MekarinAja adalah produk yang cukup unik. Fasilitas yang diberikan berbeda dengan kebanyakan pinjaman berbentuk pinjaman angsuran. MekarinAja memberikan fasilitas dalam bentuk Plafon Rekening Koran, sehingga peminjam memiliki fleksibilitas dalam pemakaian pinjamannya sesuai kebutuhan.

“Dalam fasilitas ini, peminjam juga tidak wajib untuk membayar pokok pinjaman setiap bulannya, hanya bunga sesuai pemakaian saja. Dengan keunikan ini kami yakin produk ini dapat diterima di masyarakat. Pengusaha UMKM memerlukan fleksibilitas dalam pembiayaan, fleksibilitas itulah yang kami berikan melalui MekarinAja,“ paparnya.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) tbk terus menyalurkan kredit ke segmen UMKM. BNI mencatatkan kenaikan baki kredit UMKM 13,5% year on year (yoy) mencapai Rp 91,44 triliun  pada Oktober 2021.

BNI melihat, tren penyaluran kredit UMKM  akan terus terjaga dan meningkat hingga akhir tahun.  Direktur Bisnis UMKMBNI Muhammad Iqbal menyampaikan berkomitmen untuk selalu berupaya untuk memberikan dukungan penuh meningkatkan akselerasi kinerja pelaku UMKM khususnya Minaqu Indonesia di masa pemulihan ekonomi akhir tahun.   

Selain memberikan dukungan permodalan melalui KUR, BNI berperan membangun ekosistem pertanian florikultura dengan membentuk jaringan serta pendampingan terhadap UKM dan korporasi. Pendampingan dan pemberdayaan kelompok tani tersebut dilakukan agar dapat menjadi hub dalam jaring ekosistem yang ada. 

“BNI juga mengaktifkan collection agent dan fungsi Agen46 (agen laku pandai) untuk menjadikan transaksi keuangan sebagai suatu close loop system,” ujarnya.

Baca Juga: Tingkatkan Bisnis Multiguna, Bank Sumut Kembangkan Pengajuan Kredit Secara Digital

Lebih lanjut, Iqbal menuturkan BNI sebagai Bank Internasional terus berkomitmen untuk tak hanya mengoptimalkan potensi pemulihan ekonomi nasional tetapi menciptakan daya ungkit lebih besar lagi bagi pelaku UMKM dengan memanfaatkan pasar global.    

Terlebih kinerja ekonomi global akhir tahun yang juga menunjukkan tren perbaikan dapat menjadi peluang besar bagi pelaku UMKM lebih agresif dalam mengakselerasi kinerja.  "Sebagai Bank Internasional, tentunya rencana kami di UMKM tidak hanya sebatas menaikkan kelas tetapi mendorong mereka tembus go global," sebutnya.    

Iqbal memaparkan BNI memiliki 3 fokus strategi untuk mendorong UMKM naik ke level internasional. Pertama, memberdayakan UMKM Ekspor serta diaspora, dimana BNI tidak hanya menggarap para pelaku UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis keluar negeri, melainkan mendorong pengembangan usaha para warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri atau diaspora.   

Kedua, menciptakan ekosistem bisnis unggulan, dimana BNI fokus menggarap sektor unggulan di masing-masing daerah guna mendorong pemberdayaan serta penyerapan tenaga kerja lokal.    

Ketiga, membentuk Digital Value Chain, dimana BNI memberikan dukungan menyeluruh melalui pembiayaan hingga pendampingan para mitra BNI dari hulu ke hilir.  "Kami juga memiliki beberapa rangkaian program andalan BNI Xpora Business Matching yang akan terus mengelaborasi banyak potensi ekspansi luar negeri pelaku UMKM akhir tahun ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×