Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Beberapa bank menargetkan kredit ekspor bisa tumbuh double digit di akhir semester II 2016. Beberapa strategi dilakukan seperti melakukan edukasi dan mendorong nasabah melakukan ekspor. Selain itu, beberapa bankir juga melihat potensi di beberapa sektor tujuan ekspor seperti manufaktur dan perdagangan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai semester I 2016, kredit ekspor mengalami kenaikan sebesar 16,43% yoy menjadi Rp 89,5 triliun. Kenaikan kredit ekspor ini terjadi ditengah kredit yang baru mengalami kenaikan 8%. Selain itu, kredit ekspor ini juga terjadi ditengah turunnya neraca perdangan ekspor sebesar 25% yoy pada Juni 2016.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan untuk kredit ekspor bisa tumbuh lebih tinggi dari semester 1 2016. Asmawi Syam, Direktur Utama BRI mengatakan, caranya dengan fokus pada pembiayaan sektor komoditas manufaktur yang berorientasi ekspor.
“Sampai semester I 2016, kami mencatatkan realisasi kredit ekspor yang stabil. Diharapkan pada semester II akan membaik,” ujar Asmawi kepada KONTAN, Rabu, (7/9).
PT Bank Sinarmas Tbk juga tidak mau kalah. Bank berkode emiten BSIM ini menargetkan kredit ekspor bisa mengalami kenaikan lebih besar pada semester I 2016. Target ini menurut Micro Small Business Group Head Bank Sinarmas Muktiono Wibowo salah satunya didorong oleh langkah pemerintah yang mendorong ekspor.
”Untuk sektor yang kami sasar ritel dan korporasi serta UMKM,” ujar Muktiono kepada KONTAN, Rabu, (7/9). Muktiono mengharapkan kredit ekspor Bank Sinarmas bisa naik sampai akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













