Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
JAKARTA. Kontroversi pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak terhindarkan. Krisis global yang menyebabkan Pemerintah Inggris membubarkan Financial Services Autority bisa menjadi gambaran. Pemerintah Inggris baru, otoritas jasa keuangannya gagal mendeteksi kedatangan krisis.
Rasanya memang sulit bagi pemerintah untun menentukan model dan sistem pengawasan lembaga keuangan yang pas di Indonesia. Pertaruhannya sungguh teramat besar. Salah pilih, bukan hal mustahil lembaga pengawas ini kelak menjadi bulan-bulanan publik. Apalagi, jika kelak lembaga ini tak mampu mendeteksi krisis keuangan sejak dini.
Padahal, dalam pengawasan industri keuangan di negara mana pun tidak ada yang sempurna. Itulah sebabnya, dalam 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision yang disepakati secara internasional, pengawasan perbankan di mana pun tidak bisa mencegah kegagalan individual bank.
Apalagi, dalam ekonomi pasar, kegagalan adalah bagian dari risiko bisnis. Maka itu, pembahasan OJK, pagar-pagar pengawasan, dan penanganan wajib dicantumkan demi mengantisipasi kegagalan bisnis lembaga keuangan, khususnya yang sistemik.
Secara umum, terdapat empat pendekatan pengawasan sistem keuangan, yakni pendekatan secara intitusional (institutional approach), pendekatan secara fungsi( functional approach),pendekatan terintegrasi (integrated approach), dan twin peaks approach. Tentu saja, setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maklum, mereka harus menyesuaikan dengan karakteristik industri keuangan di negaranya.
Di China semisal. Menganut pendekatan institutional approach, pengawasan perbankan dilakukan oleh China Banking Regulatory Commission (CBRC). Peran People’s Bank of China sebagai bank sentral terbatas pada formulasi dan implementasi kebijakan moneter dan mempertahankan stabilitas keuangan. Sementara yang bertanggungjawab atas pengawasan dan pengaturan sekuritas dan bursa berjangka adalah China Securities Regulatory Commission (CSRC).
Untuk industri asuransi diawasi oleh China Insurance Regulatory Commission (CIRC). Seiring perkembangan dunia perbankan, sistem yang dianut China sekarang juga mulai dipertanyakan efektivitasnya. Soalnya, belakangan banyak bermunculan produk yang bervariasi dari lintas institusi. Saat ini, di China muncul wacana untuk pengawasan produk lintas institusi, apakah CIRC ataukah dari CBRC. Meski begitu, penguasa China saat ini tetap mempertahankan pendekatan ini.
Di Italia menganut pendekatan fungsional (functional approach). Pengawasan lembaga keuangan berdasarkan karakteristik fungsional dan kegiatan yang mereka lakukan, tidak peduli apa pun bentuk status legalnya. Karena itu, di Italia, segala peraturan keuangan diatur berdasarkan aspek fungsionalnya. Misalnya, kegiatan perbankan, jasa investasi, manajemen aset, dan asuransi.
Setiap kegiatan tersebut mempunyai pengawas, kerangka legal, dan aturan masing-masing.
Bank of Italy sebagai bank sentral berperan dalam pembuat kebijakan moneter, pengawasan, dan pengaturan atas seluruh bank di Italia. Adapun pengaturan pasar sekuritas dan provisi dari jasa investasi dilakukan oleh Commissione Nazionale per le Società la Borsa (CONSOB). Lantas, pengawasan di sektor industri asuransi dilakukan Otoritas Pengawasan Industri Asuransi Italia (ISVAP). Tapi, sistem ini dinilai kurang efisien karena terlalu banyak lembaga pengawas. Makanya, sejak tahun 2004, muncul desakan perlunya pengurangan jumlah pengawas agar sistem keuangan bisa lebih efisien.
Inggris awalnya menggunakan integrated approach dalam sistem pengawasan lembaga keuangan negaranya. Financial Services Authority (FSA) yang mengatur dan mengawasi semua bisnis di bidang jasa keuangan. Lembaga ini juga bertanggungjawab atas keselamatan bagi lembaga keuangan di negara ituserta regulasi. Sedangkan Bank of England hanya bertugas menjaga stabilitas sektor keuangan. Namun, pendekatan ini ada kekurangannya, karena kerap terjadi kekosongan tugas bank sentral. Kondisi ini bisa memicu konflik kepentingan. Sehingga, fungsi integrated approach menjadi rancu karena adanya dua kepentingan yang mengatur jasa keuangan.
Menteri Keuangan Ingrris George Osborne, Rabu lalu, memilih untuk membubarkan FSA. Sebagai gantinya, sebagian tugas dan kewenangtan otoritas jasa keuangan Inggris itu diserahkan kepada Bank of England (BoE). Rencananya, tugas FSA lainnya akan digantikan oleh tiga lembaga pemerintah baru dalam dua tahun ke depan.
Sementara Australia menganut pola twin-peaks approach atau dikenal dengan pengawasan berdasarkan tujuan. Berdasarkan prinsip tersebut, ada pemisahan tanggungjawab dari dua lembaga terpisah. Lembaga satu menangani aturan atas deposit-taking institution yang independen dengan bank sentral. Sedangkan lembaga yang lain bertanggungjawab atas aturan untuk integritas pasar dan proteksi konsumen dalam sistem keuangan. Dengan demikian, pendekatan ini mampu memberikan gambaran yang konsisten atas twin-peaks approach.
Belanda juga menganut sistem twin-peaks approach. Bank sentralnya, yaitu DNB, berperan sebagai pengawas atas risiko sistematis untuk semua jasa keuangan. Selain itu, terdapat juga Netherlands Authority for Financial Market (AFM) yang bertanggungjawab atas keseluruhan pengawasan conduct-of-business. Bagi sebagian kalangan, pendekatan ini diakui juga sebagai jawaban atas pelaksanaan institutional approach yang tidak berjalan efektif.
Berbagai pendekatan pengawasan tampaknya harus menjadi pelajaran bagi bangsa ini untuk mencari model yang paling pas untuk mengawasi lembaga keuangan di negeri ini. Sebaiknya, pemerintah maupun bank sentral kembali duduk bersama dalam pembahasan Rancangan Otoritas Jasa Keuangan yang kini sudah ada di tangan Kementrian Hukum dan Hak Azazi Manusia.
Tak perlu saling ngotot mempertahankan kekuasaan atau bahkan takut kehilangan kekuasaan. Pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan secara benar, tepat sasaran serta sesuai dengan kebutuhan harus menjadi prioritas. Bukan sekadar saling unjuk diri siapa yang paling mumpuni menjadi pengawas lembaga keuangan di Negeri ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News