Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) masih tumbuh positif. Perusahaan ini juga sukses menjadi pemimpin pasar di industri asuransi jiwa syariah.
Allianz Syariah mencetak kinerja tumbuh sesuai target sepanjang tahun ini. “Pada kuartal III-2024, penjualan premi baru atau annualized premium equivalent (APE) mencapai Rp 600 miliar,” ungkap Achmad K. Permana, Direktur Utama Allianz Life Syariah Indonesia, Jumat (15/11).
Permana menuturkan, pangsa pasar Allianz Syariah mencapai 21,2% di tiga kuartal pertama tahun ini. "Ini merupakan pencapaian yang luar biasa di satu tahun pertama," imbuh dia. Info saja, Allianz Syariah resmi spin off dari Allianz sejak 1 November 2023.
Baca Juga: Allianz Syariah & SMBC Indonesia Luncurkan Guardia RENCANA Syariah
Allianz Syariah juga mencatatkan kontribusi bruto sebesar Rp 1,34 triliun. Perusahaan ini juga telah menyalurkan santunan dan manfaat asuransi senilai Rp 832 miliar.
Saat ini Allianz Syariah memberikan perlindungan kepada lebih dari 160.000 pihak yang diasuransikan. Perusahaan ini juga memiliki sekitar 40.000 tenaga pemasar.
Ekspansi anorganik
Allianz menargetkan hingga akhir tahun penjualan premi baru bisa mencapai sekitar Rp 900 miliar. "Kami tidak agresif seperti di 2023," ucap Permana.
Di sisi lain, Allianz Syariah juga mengkaji peluang ekspansi anorganik pada tahun depan. Ini seiring kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meminta perusahaan asuransi memisahkan (spin off) unit usaha syariah.
Baca Juga: Allianz Jadi Brand Asuransi Nomor 1 di Dunia&Perkuat Valuasi Brand dengan Inisiatif
Ada kemungkinan tidak semua perusahaan asuransi jiwa bisa memisahkan unit syariahnya menjadi perusahaan sendiri. Alhasil, perusahaan tersebut harus mengalihkan portofolio syariah tersebut.
Permana mengakui, Allianz Syariah terbuka dan siap mengkaji peluang menerima portofolio syariah dari asuransi lain yang tidak spin off.
Tapi, ia menegaskan, Allianz tetap tidak kan menerima sembarang portofolio. "Kami akan lihat apa memang portofolionya bagus atau tidak, cocok dengan kami atau tidak," cetus Permana.
Selanjutnya: The Fed Hawkish Lagi, Rupiah Melemah Selama Perdagangan Pekan Ini
Menarik Dibaca: Penggunaan AMDK Galon Tak Ada Hubungannya dengan Penyebab Kemandulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News