Reporter: Ferrika Sari | Editor: Ahmad Febrian
Bumiputera memiliki aset properti senilai Rp 6 triliun–Rp 8 triliun yang tersebar di Jakarta dan sekitar. Itu belum termasuk aset perkantoran dari Aceh–Papua bernilai Rp 1,2 triliun–Rp 1,4 triliun. Nantinya, aset-aset tersebut juga dioptimalisasi menjadi pemasukan perusahaan.
“Misalnya gedung ada hasil sewanya, kami kumpulkan sebulan berapa, setahun berapa dan lima tahun berapa. Kemudian kami jual dan itu namanya KIK-EBA,” tuturnya.
Baca Juga: Datangi komisi XI DPR, pemegang polis Bumiputera minta kepastian
Sebelumnya, Bumiputera sempat rugi triliunan dari investasi di RDPT. Faizal menyebut, kerugian itu terjadi karena kurang cermat dalam menganalisa investasi terhadap dampak ekonomi makro dan global.
Investasi tersebut merupakan hasil negosiasi antara perusahaan sekuritas dan tim investasi internal Bumiputera. “Saya tidak mengatakan lemahnya analisa tapi kalau menurut saya mungkin itu kurang cermat analisanya kemudian ditempatkan investasi itu pada saham-saham yang mungkin kurang mengerti secara global dan secara nasional, di tempatkan di sana terus gagal. Kalau menurut saya sih transaksional saja, biasa itu,” pungkas dia.
Baca Juga: Dirut baru AJB Bumiputera: Saya siap mengikuti fit and proper test OJK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News