Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertumbuhan anorganik berupa akuisisi bank dengan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 yang memiliki modal inti antara Rp 100 miliar sampai dengan Rp 1 triliun, rupanya menjadi Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, tahun 2015 ini.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, bank dengan kategori BUKU 1 yang dilirik perseroan adalah bank dengan rekam jejak kinerja yang bagus dan dijual dengan harga yang tidak terlalu mahal. BCA tengah meneliti bank-bank kategori BUKU 1 dengan price book value (PBV) antara 1 sampai dengan maksimum 2.
"Kami sedang meneliti dan melirik bank BUKU 1 yang bagus dan dijual dengan harga tidak terlalu mahal. PBV 1 sampai dengan 2, maksimal," kata Jahja kepada KONTAN di Grobogan, Jawa Tengah, Senin (6/4).
Jahja bilang, tahun ini merupakan peluang yang baik bagi bank dengan kode emiten BBCA ini untuk mengakuisisi bank kecil lainnya. Sebab, PBV perbankan sedikit melandai lantaran kinerja perbankan tahun 2014 kemarin, tukang moncer.
Profit emiten perbankan melandai ketimbang tahun-tahun sebelumnya karena net interest income (NIM) bank terkuras lantaran kredit yang disalurkan tidak bisa tumbuh tinggi padahal bank harus membayar bunga simpanan deposito lebih mahal kepada nasabah.
Hal ini membuat cost of fund perbankan per tahun 2014 lalu, menjadi tinggi. Tak banyak bank yang mampu meraup pertumbuhan laba dan NIM yang meningkat. Dengan demikian, PBV bank pun turut terpengaruh.
"Tahun ini PBV bank agak turun, jadi bisa lebih murah. Kalau lagi begini memang harga lagi bagus. Cuma akan kami lihat dulu. Kami berharap ada bank kecil yang bagus dan harganya tidak mahal," ucap Jahja.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, BCA mematangkan rencana pertumbuhan anorganik akuisisi bank pada tahun 2015 ini. Jahja bilang, jika sudah menemukan bank yang pas untuk diakuisisi, BCA akan langsung melaporkan hal tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jadi memang kalau bisa tahun ini, kami laksanakan. Kalaupun belum bisa, mungkin bisa berlanjut pada tahun depan. Masukkan ke RBB dulu, supaya kalau tiba-tiba ada bank yang murah, akan kami sambut, selain fokus besarkan bisnis organik," jelasnya.
Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini bahkan telah menyiapkan total dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk ekspansi perseroan. Dana itu termasuk untuk suntikan dana kepada anak-anak perusahaan BCA. "Kami sediakan Rp 1,5 triliun, termasuk untuk anak usaha. Saya perkirakan anak usaha hanya butuh Rp 500 miliar. Jadi sediakan Rp 1 triliun untuk akuisisi bank baru," ujar Jahja.
Catatan saja, saat ini bank dengan kode emiten BBCA ini tengah meneliti aset masing-masing bank dengan kategori BUKU 1. BCA masih merinci laporan keuangan masing-masing calon pinangannya tersebut. Karena itu, belum
ada penjajakan secara personal oleh BCA.
Jahja mengungkapkan, BCA tengah mencari partner strategis pengembangan bisnis anorganik yang memiliki kelebihan di sektor perdagangan. Bank yang bergerak di sektor perdagangan akan menjadi mitra yang baik dan cocok bagi BCA untuk pengembangan bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News