kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BCA: Masih ada ruang tabungan untuk tumbuh


Senin, 03 Desember 2018 / 15:36 WIB
BCA: Masih ada ruang tabungan untuk tumbuh
ILUSTRASI. Logo Bank Central Asia


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyatakan mendekati penghujung tahun 2018, produk tabungan tumbuh lebih pelan dibandingkan giro.

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, pasca pemerintah menerapkan program pengampunan pajak atau tax amnesty, nasabah perusahaan di BCA menjadi lebih tertib dalam melakukan administrasi.

Alhasil, banyak perusahaan yang sebelumnya menggunakan tabungan sebagai penempatan dana berpindah menjadi rekening giro. "Pertumbuhan tabungan di BCA cukup baik, tapi terakhir trennya giro lebih baik daripada tabungan," ujar Santoso saat ditemui di Jakarta, Senin (3/12).

Berdasarkan pantauan Santoso sejauh ini rata-rata pertumbuhan tabungan BCA sebesar 8%. Sementara giro justru lebih lebih besar mencapai 12%-13%. Kendati demikian, sejauh ini mayoritas dana murah alias current account and saving account BCA masih didominasi tabungan.

Berdasarkan catatan BCA porsi CASA terhadap dana pihak ketiga (DPK) BCA mencapai 77%. Dari jumlah tersebut mayoritas atau sebesar 65% ada di tabungan, sementara sisanya giro.

Pihaknya menilai ke depan ruang pertumbuhan tabungan masih sangat terbuka, lantaran ada beberapa nasabah potensial yang belum terserap seluruhnya oleh BCA. Antara lain nasabah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Ekspektasi kami bisa tumbuh lebih besar, masih ada ruang karena ada UMKM yang pajaknya sudah ditentukan 1%, ini bisa menggunakan tabungan," ungkapnya.

Untuk tabungan bermata uang asing alias valuta asing (valas) menurutnya pertumbuhannya tak lebih besar dari tabungan rupiah. Walau tak merinci secara detail, Santoso menilai hal tersebut dikarenakan bank dilarang untuk melakukan spekulasi dan mayoritas tabungan valas di BCA, dananya dipakai untuk memenuhi beragam kebutuhan.

"Valas kami tidak campaign (dorong), tabungan valas tidak terlalu besar tumbuhnya, lebih banyak itu untuk kebutuhan," ujarnya. 

Sebagai gambaran, sampai akhir Oktober 2018 BCA mencatatkan total tabungan menembus Rp 314,71 triliun. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah tersebut naik 11,1% dari Rp 283,26 triliun.

Porsi tabungan terhadap total DPK di BCA cukup besar yakni mencapai 51,06% per Oktober 2018. Posisi ini naik dari tahun sebelumnya 48,78%. Sementara secara keseluruhan, total DPK per Oktober 2018 mencapai Rp 616,3 triliun, naik 6,14% secara yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×