kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BCA pesimis mampu penuhi target kredit regulator


Rabu, 23 Juli 2014 / 19:11 WIB
BCA pesimis mampu penuhi target kredit regulator
ILUSTRASI. Terung pipit efektif menurunkan asam urat tinggi.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Bank Central Asia (BCA) Tbk pesimis akan mampu memenuhi target pertumbuhan kredit yang ditetapkan oleh regulator yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) di level 15%-17%.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pihaknya telah menurunkan target pertumbuhan penyaluran kredit dari yang ditetapkan sebelumnya pada Rencana Bisnis Bank (RBB) yaitu sebesar 15%. Namun, bank dengan kode emiten BBCA ini tidak merevisi RBB pada Juni lalu, karena masih memantau kondisi ekonomi dalam negeri.

Target pertumbuhan penyaluran kredit sampai akhir tahun yang ditetapkan sebesar 15% atau setara dengan Rp 45 triliun itu juga sepertinya sulit untuk dipenuhi oleh BCA.

Jahja bilang, perseroan sepertinya hanya akan mampu merealiasikan pertumbuhan kredit sebesar 8%-10%.

"Dengan melihat situasi saat ini, target kredit yang ditetapkan otoritas sebesar 15%-17%, tidak bisa kami penuhi. Hanya sebesar 8%-10% sampai akhir tahun. Tapi kami belum revisi RBB, karena saat harus mengajukan revisi, kami masih memantau terus kondisi ekonomi domestik," jelas Jahja di Jakarta, Rabu (23/7).

Likuiditas perbankan yang lebih ketat dibandingkan 2013, dan kondisi ekonomi domestik yang belum menentu menjadi salah satu penyumbat penyaluran kredit BCA.

Jahja mengungkapkan, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan secara industri sampai dengan Mei 2014 sebesar 3,59%. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara industri hanya tumbuh sebesar 2,55%.

Di tahun-tahun sebelumnya saat kondisi likuiditas tidak ketat, pertumbuhan DPK semester I, dapat tumbuh sebesar 5%-6%.

"Ketatnya likuiditas di pasar, menyebabkan meningkatnya suku bunga deposito. Saat ini secara industri, suku bunga deposito berkisar 7,8% sampai dengan 11%. Ini tentu membutuhkan biaya dana yang besar," ujar Jahja.

Selain itu, BCA juga menurunkan target capaian dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan akhir tahun 2014 ini, di level 8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×