Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berharap memperoleh suntikan pemerintah sebesar Rp 2 triliun ini akan meningkatkan efisiensi biaya. Sebab, dana segar itu akan memperluas penyaluran pembiayaan LPEI.
Biaya yang bisa ditekan itu antara lain, biaya pembiayaan (cost of loanable fund) dapat ditekan dari 6,36% menjadi 5,37%. Kemudian, bunga pembiayaan (base lending rate) yang tadinya 9,66% bisa melorot menjadi 8,68%. "Hal ini akan menguntungkan eksportir yang kita biayai," kata I Made Gde Erata, Direktur Eksekutif LPEI saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi XI DPR, kemarin malam.
LPEI bilang penambahan modal bakal membantu ekspansi bisnis hingga 2014 mendatang. "Empat tahun ke depan, pembiayaan akan lebih berkembang, ditargetkan mencapai Rp 33,65 triliun," kata Erata.
Tahun ini, LPEI memperkirakan pembiayaan bisa mencapai sebesar Rp 16,7 triliun. Di bidang penjaminan, lembaga yang dulunya Bank Ekspor Impor ini meramalkan bisa mencapai Rp 1,63 triliun atau naik 436,96% dari tahun lalu. Sedangkan di bidang asuransi sebesar Rp 200 miliar.
Lebih lanjut Erata menjelaskan, sesuai konsepnya, LPEI mempunyai empat bidang usaha, yakni pembiayaan ekspor, penjaminan ekspor, asuransi, dan jasa konsultasi ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dia berharap tambahan modal akan membuat usaha LPEI tersebut makin berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News