Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas ketat telah mendorong perbankan untuk melakukan realokasi aset yang dimiliki. Dalam hal ini, aset-aset yang sebelumnya ditempatkan untuk surat berharga sudah mulai dikurangi dengan harapan bisa untuk melakukan ekspansi kredit.
Jika mengacu pada data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan bank di Surat Berharga Negara (SBN) memang masih naik 16,46% secara year to date (ytd) menjadi Rp 1.224 triliun per 2 Juli 2025.
Di sisi lain, kepemilikan bank di surat berharga lainnya seperti SRBI justru mengalami penurunan sekitar 3,93% ytd. Nilainya dari Rp 560 triliun per Desember 2024 menjadi Rp 538 triliun per Mei 2025.
Nah, jika menilik beberapa bank, tampak sudah banyak bank yang mulai mengurangi kepemilikan surat berharganya. Misalnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang tercatat menurunkan 4,49% YoY maupun 13,61% ytd menjadi Rp 70,56 triliun per Mei 2025
Baca Juga: Kehadiran Pabrik Mobil Listrik di Indonesia Berdampak Positif Terhadap Multifinance
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan bahwa pihaknya selalu mementingkan likuiditas yang dimiliki untuk penyaluran kredit. Di mana, per Mei 2025, pertumbuhan kredit mereka hanya sekitar 10,27% YoY menjadi Rp 161 triliun.
Lebih lanjut, CIMB Niaga biasanya akan fleksibel dalam melakukan realokasi aset mereka. Dalam hal ini, jika memang ada permintaan kredit yang bagus dan sejauh cost of fund masih memadai, maka likuiditas akan lebih digunakan untuk kredit ketimbang ditempatkan di surat berharga.
“Sbagai bank kan kami ini catalyst, bukan semata-mata soal profit. Jika nasabah yang memerlukan dukungan untuk bisnisnya yang sehat pasti bank lebih memilih mendukung nasabah,” jelas Lani.
Tak hanya CIMB Niaga, hal serupa juga terjadi di PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang memiliki surat berharga senilai Rp 28,87 triliun per Mei 2025. Catatan tersebut turun 5,38% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengakui telah mengurangi porsi surat berharga. Langkah ini ia nilai sebagai bagian dari diversifikasi likuiditas Maybank ke depan.
“Ke depan setidaknya kalau tidak sama ya berkurang,” ujar Steffano.
Dalam hal alokasi aset ini, ia menjelaskan biasanya Maybank akan lebih dulu menghitung berapa banyak likuiditas yang dapat dimiliki. Di tambah, seberapa besar beban dana dari likuiditas tersebut. Barulah, bank akan menghitung imbal hasil yang besar akan berasal dari mana.
“Bagaimana bisa mengoptimalkan likuiditas ini untuk bisa menghasilkan best return,” tambahnya.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih mencatatkan realisasi penempatan dana secara bank only pada surat berharga tumbuh 9,22% YoY menjadi Rp 224,65 triliun di akhir Mei 2025. Namun, nilai tersebut turun jika dibandingkan posisi Januari 2025 yang senilai Rp 226,57 triliun.
Baca Juga: Ada Kesepakatan Bisnis Senilai Rp 34 Miliar RI dengan AS, Terkait Negosiasi Tarif?
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara menjelaskan bank secara aktif melakukan penempatan likuiditas pada instrumen SBN dan surat berharga lainnya sebagai salah satu alternatif instrumen aset produktif.
Menurutnya, penempatan dana pada SBN dan surat berharga lainnya merupakan bagian dari strategi manajemen likuiditas dan optimalisasi asset liability management bank dengan menyesuaikan tren serta kondisi perekonomian.
Sejalan dengan tren ekonomi terkini dan diikuti dengan pertumbuhan kredit yang positif, Ashidiq melihat porsi penempatan dana pada surat berharga dapat terus berubah menyesuaikan dengan perubahan tren yang terjadi antara lain ekses likuiditas yang tersedia, demand dari client baik institutional maupun individual, risk appetite perbankan serta pertumbuhan kredit perbankan.
“Penempatan likuiditas pada instrumen SBN dan surat berharga lainnya juga dilakukan dalam rangka mendapatkan imbal hasil yang optimal dengan tingkat risiko yang terukur,” tandasnya.
Selanjutnya: Bitcoin Diprediksi Tembus US$130.000 pada Agustus 2025, Ini Analisisnya
Menarik Dibaca: KAI Layani 3,49 Juta Pelanggan Selama Libur Sekolah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News