Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pertengahan tahun ini, PT Bank Central Asia Tbk akan memperkenalkan anak usaha yang menjalankan bisnis bank digital secara penuh melalui PT Bank BCA Digital. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang anak perusahaan ini memang disiapkan khusus menggarap segmen milenial yang terbilang digital savvy.
“Prioritasnya di sini pasarnya milenial yang akan menjadi nasabah digital bank ini. Pertama kita akan kembangkan di sisi funding (himpunan dana) dan payment (pembayaran) sebagai dasarnya. Lalu baru ke melakukan lending (kredit)," papar Jahja secara digital pada Kamis (8/4).
Ia melanjutkan, dalam menggarap bisnis lending ini, BCA harus melakukan pengajian. Lantaran bisnis perbankan berbeda dengan peer to peer (P2P) lending yang relatif cepat memberikan pinjaman dengan bunga relatif tinggi.
Baca Juga: KSK Insurance catatkan pertumbuhan premi setinggi 18% pada tahun 2020
"Tapi kalau bank digital tunggu dulu ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan atur suku bunga. Sehingga kita perlu menggali strategi lending apa yang akan kita lakukan," papar Jahja.
Kendati demikian, ia menegaskan akan susah untuk menggarap pinjaman korporasi maupun komersil pada tahap awal bisnis lending dijalankan. Sebab harus menggunakan penjaminan dan melihatkan tanda tangan notaris.
"Digital itu harus instan tidak ada lagi dokumen seperti itu. Sehingga korporasi, komersil, bahkan UMKM terkadang harus membutuhkan penjaminan. Sehingga ini pasar baru, dan BCA pemain baru disini, maka perlu dipelajari lagi," imbuhnya.
Jahja menjelaskan BCA sudah memiliki layanan digital banking melalui BCA Mobile. Nah nantinya, ekosistem yang ada pada layanan ini akan diberikan kepada PT Bank BCA Digital nantinya.
Baca Juga: Bank Banten fokus tingkatkan tata kelola perusahaan
"Hal serupa akan dikembangkan di BCA Digital itu. Tapi tentu yang betul-betul disukai milenial. Market milenial besar dan luas sekali, dengan ekosistem yang sudah ada di BCA, sehingga kita beri dukungan ke anak perusahaan ini, imbuh Jahja.
Ia menilai dalam menggarap bank digital secara penuh dibutuhkan institusi yang kuat di belakangnya dalam mengembangkan ekosistem digital. Selain itu dibutuhkan dukungan modal agar bisa ikut berkompetisi di ranah yang memiliki persaingan ketat.
Selanjutnya: OJK: Bank digital bisa berikan suku bunga kredit lebih murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News