kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Begini Cara Fintech Maucash Melakukan Penilaian Kelayakan Kredit Borrower


Rabu, 05 November 2025 / 17:33 WIB
Begini Cara Fintech Maucash Melakukan Penilaian Kelayakan Kredit Borrower
ILUSTRASI. Model memperlihatkan aplikasi mobile pembiayaan 'maucash' saat peluncuran aplikasi pembiayaan di Jakarta, Rabu (5/9). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/09/2019. Maucash menggunakan beragam data dalam melakukan penilaian kelayakan kredit atau credit scoring.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending Maucash menggunakan beragam data dalam melakukan penilaian kelayakan kredit atau credit scoring. Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan mengatakan salah satu data yang dipakai berasal dari data yang dikirim sendiri oleh si calon borrower. 

"Jadi, memang ada data-data yang borrower kirim, seperti slip gaji, Kartu Tanda Penduduk (KTP), tempat bekerja, lama masa bekerja, hingga pendidikan terakhir," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (4/11).

Indra menerangkan dari data tersebut bisa tergambar dengan lebih jelas pendapatan dan pengeluaran si calon borrower. Dia bilang dari data itu dapat diketahui selisih antara pendapatan dengan pengeluaran. 

Baca Juga: KB Bank Targetkan Penyaluran Kredit Capai Rp 45 Triliun, Ini Sektor yang Dibidik

"Hal itu juga menjadi unsur yang akan dipertimbangkan kami, apakah borrower itu masih cukup atau tidak untuk bisa melakukan cicilan pembayaran di kami (Maucash)," ujarnya.

Indra menyebut apabila Maucash tidak bisa menghitung dengan baik berdasarkan pendapatan dan pengeluaran si calon borrower, tentu bisa menyebabkan potensi gagal bayar. Dia bilang salah satu potensi gagal bayar terjadi karena pendapatan si calon borrower tidak sebanding dengan pengeluarannya. 

"Tentu saja hal itu sangat berisiko tinggi bagi kami fintech P2P lending yang membantu lender dalam menyalurkan pembiayaan," kata Indra.

Sementara itu, Indra menilai rekam jejak QRIS bisa saja digunakan untuk penilaian credit scoring, tetapi hanya sebagai data pelengkap dan bukan diandalkan sebagai dasar penilaian.

"Saya rasa jika hanya mengandalkan QRIS, tentu saja kurang lengkap dan kurang holistik. Namun, apakah data QRIS akan memperlengkap tentang portofolio activity konsumen? Tentu saja iya," tuturnya.

Menurut Indra, penggunaan jejak digital QRIS tak akan secara signifikan memengaruhi keputusan fintech lending dalam penyaluran pembiayaan. Sebab, QRIS dinilainya bukan menjadi parameter yang besar untuk menentukan layak atau tidaknya si borrower didanai.

Indra melihat bahwa data transaksi QRIS memang bisa mengukur pengeluaran borrower dalam aktivitas sehari-hari. Namun, dia mengatakan pengeluaran dari sisi borrower tak cuma dilihat dari jejak digital QRIS saja, bisa juga dilihat dengan data transfer atau pembayaran lewat platform lain.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, Maucash tercatat membukukan Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 sebesar 100% per 4 November 2025. 

Baca Juga: Maybank Salurkan Sindikasi untuk PLTGU PLN Batam Senilai Rp 3,3 Triliun

Selanjutnya: Kronologi OTT Gubernur Riau, KPK Ungkap Jatah Preman Rp 7 Miliar di Dinas PUPR

Menarik Dibaca: Skin Rash Cream GENTLY Baby Terbukti Efektif Lindungi Si Kecil dari Ruam Popok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×