kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Kredit Macet Fintech Samir dari Peminjam Berusia di Atas 54 Tahun Meningkat


Jumat, 09 Mei 2025 / 19:26 WIB
Kredit Macet Fintech Samir dari Peminjam Berusia di Atas 54 Tahun Meningkat
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dalam beberapa bulan terakhir, nilai pinjaman macet borrower fintech peer to peer (P2P) lending berusia di atas 54 tahun naik signifikan


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dalam beberapa bulan terakhir, nilai pinjaman macet borrower fintech peer to peer (P2P) lending berusia di atas 54 tahun naik signifikan 77% menjadi Rp 119 miliar pada Februari 2025, dari Rp 67 miliar pada September 2024. Hal itu juga membuat rasio kredit macet golongan tersebut naik dari 2,2% menjadi 3,5%.

Sejalan dengan industri, fintech P2P lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) juga mengalami kenaikan kredit macet dari jumlah peminjam berusia di atas 54 tahun dalam beberapa bulan terakhir. 

Meski ada kenaikan dari kalangan tersebut, Direktur Teknologi Informasi Samir Andreas mengatakan secara keseluruhan tren kredit macet dari kalangan tersebut masih relatif terkendali.

"Sebab, kelompok usia di atas 54 tahun bukan merupakan mayoritas dari total portofolio peminjam kami dan tren kenaikan kredit macet di segmen tersebut tetap dalam batas yang dapat dikendalikan kami secara proaktif," ujarnya kepada Kontan, Jumat (9/5).

Baca Juga: OJK Catat 12 Fintech P2P Lending Belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Rp 7,5 Miliar

Lebih lanjut, Andreas menerangkan kenaikan kredit macet di kelompok usia 54 tahun ke atas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain perubahan pola pengeluaran di masa pensiun, serta kurangnya kesiapan dalam perencanaan keuangan jangka panjang terutama untuk hari tua. 

"Selain itu, lesunya ekonomi juga turut menjadi faktor eksternal yang memberatkan beban finansial kelompok tersebut," tuturnya.

Mengenai langkah mitigasi risiko kredit, Andreas menyampaikan Samir akan terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses credit scoring dengan analisis secara menyeluruh terhadap kemampuan bayar calon peminjam, termasuk mempertimbangkan stabilitas sumber penghasilan dan rasio beban utang. 

Dia bilang pihaknya juga aktif dalam memperluas program literasi keuangan ke berbagai kelompok usia guna meningkatkan kesadaran finansial dan pengelolaan keuangan, termasuk pembayaran utang. 

"Kami juga aktif memantau risiko secara real-time melalui dukungan teknologi," katanya.

Baca Juga: Analis Menilai Bunga Acuan AFPI Untungkan Peminjam

Andreas mengatakan Samir berkomitmen untuk menjaga kualitas portofolio secara berkelanjutan dan memastikan bahwa layanan pembiayaan yang disalurkan perusahaan dapat tetap inklusif, bertanggung jawab, dan mendukung keberlanjutan finansial bagi seluruh segmen masyarakat, termasuk segmen usia di atas 54 tahun. 

Sebagai informasi, berdasarkan situs resmi perusahaan, Samir mencatatkan tingkat rasio kredit macet secara agregat atau TWP90 sebesar 2,11% per 9 Mei 2025.

Selanjutnya: Pasar Valuta Kian Dinamis, Cermati Strategi Investasi yang Sesuai

Menarik Dibaca: Yura Yunita Rilis Lagu Tanda, Nicholas Saputra Jadi Bintang Video Klipnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×