Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatatkan kinerja margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) bervariasi hingga sembilan bulan pertama tahun 2025.
Perlu diingat, bahwa pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah memarkirkan dana dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 200 triliun pada bank-bank Himbara sejak bulan September 2025 lalu. Dengan guyuran dana ini, ada potensi terjadi penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) pada perbankan. Sejalan dengan ini, NIM perbankan juga diproyeksi bisa meningkat.
Sejumlah perbankan pun turut mengamini hal ini. Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum PT Allo Bank Indonesia Tbk Ganda Raharja Rusli memandang bahwa adanya penempatan dana pemerintah di Himbara secara bertahap telah menghasilkan penurunan biaya dana perbankan. Selain itu, tensi perebutan dana di perbankan juga sudah terlihat mereda.
Baca Juga: NIM Perbankan Berpotensi Naik, Dampak BI Rate Baru Terasa 2–3 Bulan Lagi
Dengan demikian, Ganda berharap Bank bisa terus menjaga NIM seperti di level NIM Allo Bank per kuartal III 2025.
"Kami mengharapkan Allo Bank bisa terus menjaga NIM seperti di level NIM kuartal III dan tetap mengantisipasi sekiranya ada persaingan bank dalam mengumpulkan dana pihak ketiga di kuartal IV 2025," kata Ganda kepada Kontan, Selasa (28/10/2025).
Merujuk laporan keuangan Allo Bank, kondisi NIM per kuartal-III 2025 dicatat meningkat di level 10,43% dibanding kuartal-III 2024 yang sebesar 9,00%.
Kenaikan rasio NIM ini menandakan bahwa bank semakin efisien dalam menghasilkan pendapatan bunga dari aset produktifnya, dibandingkan dengan biaya dana yang harus dibayar kepada deposan atau sumber pendanaan lainnya.
Selain itu, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan juga melihat penempatan dana pemerintah di bank Himbara membuat likuiditas bank jadi lebih longgar.
Sehingga, Lani berharap hingga akhir tahun biaya dana bisa menurun secara bertahap dan NIM diproyeksi akan meningkat.
"Kami lihat sisi likuiditas menjadi lebih longgar. Sehingga, kami harapkan CoF akan turun bertahap dan ada potensi NIM membaik. Kami perkirakan NIM kami membaik sampai akhir tahun," kata Lani.
Namun, ada sejumlah perbankan yang tak memandang demikian. PT Bank Panin Tbk justru menilai bahwa penempatan dana pemerintah di Himbara tidak memberikan multiplier effect terhadap PaninBank.
Baca Juga: Biaya Dana Tinggi Jadi Penyebab NIM Bank CIMB Niaga Turun ke 3,96%
"Penempatan dana pemerintah di Himbara tidak berdampak signifikan terhadap PaninBank," ujar Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo kepada Kontan, Rabu (29/10/2025).
Merujuk laporan keuangan, rasio NIM PaninBank per kuartal-lll 2025 ini menurun di level 4,24%. Sebelumnya pada kuartal-llI 2024, NIM dicatat sebesar 4,44%.
Herwidayatmo menyebut bahwa penurunan NIM pada tahun 2025 banyak dipengaruhi oleh komposisi aset Bank.
"Perlambatan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 mengharuskan Bank menempatkan dana dalam instrumen dengan margin yang lebih rendah, misalnya Surat Berharga yang naik dari Rp 40,18 triliun pada September 2024 menjadi Rp 47,61 triliun pada September 2025," jelas Herwidayatmo.
Selain itu, PT Bank KB Indonesia Tbk menyampaikan jika terkait dengan penempatan dana pemerintah di bank-bank Himbara, KB menilai langkah tersebut sebagai kebijakan strategis pemerintah untuk mempercepat pembiayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh sebab itu, VP Corporate Relations PT Bank KB Indonesia Tbk Adi Pribadi menyebut bahwa dampak kucuran dana pemerintah ke bank Himbara terhadap NIM perbankan industri masih terbatas.\
"Dampaknya terhadap NIM perbankan secara industri mungkin terbatas, mengingat kebijakan tersebut bersifat sementara dan lebih berfokus pada distribusi likuiditas," jelas Adi.
Per kuartal III 2025, KB Bank mencatat NIM stabil di kisaran 1,3%–1,4%.
"Meskipun tren suku bunga acuan BI telah menurun sejak awal tahun, kami tetap fokus pada pengelolaan dana secara optimal agar margin dapat dipertahankan pada level yang sehat," lanjut Adi.
Secara umum, biaya dana KB Bank menunjukkan tren menurun dan kini berada di bawah 5,2%. Kata Adi, ini hasil dari upaya berkelanjutan dalam memperkuat struktur pendanaan utamanya dari pertumbuhan CASA, serta memperbaiki efisiensi likuiditas.
Saat ini, Adi bilang jika fokus Bank tetap pada optimalisasi NIM melalui keseimbangan antara yield kredit yang berkualitas dan pengendalian biaya dana. Dengan adanya perbaikan kualitas aset hingga akhir tahun, KB Bank optimistis NIM dapat terus dijaga dalam tren positif hingga akhir 2025.
Selanjutnya: Biaya Haji Tahun 2026 Disepakati Rp 87,4 Juta, Jemaah Bayar Rp 54,1 Juta
Menarik Dibaca: Bagaimana Cara Menyembuhkan Trauma Masa Lalu? Intip Caranya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













