kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Begini gambaran kredit BRI ke sektor keuangan berkelanjutan (ESG)


Selasa, 27 Juli 2021 / 17:16 WIB
Begini gambaran kredit BRI ke sektor keuangan berkelanjutan (ESG)
ILUSTRASI. BRI telah menyalurkan kredit ke sektor ESG dengan porsi 64,7% dari total kredit BRI atau senilai Rp 579,7 triliun pada Maret 2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengimplementasikan keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG). Bank pelat merah ini telah menyalurkan kredit ke sektor ini dengan porsi 64,7% dari total kredit BRI atau senilai Rp 579,7 triliun pada Maret 2021.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang, sebagian besar atau sekitar 84% dari kredit yang disalurkan kepada bisnis berkelanjutan adalah kredit pada segmen UMKM, termasuk kredit usaha rakyat (KUR).

“Untuk KUR, terdapat skema subsidi dari pemerintah, sehingga nasabah dikenakan suku bunga pinjaman yang rendah, yakni sebesar 6%. Saat ini, BRI telah menetapkan kredit ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan BRI ke depan, sehingga diharapkan komposisi kredit kepada usaha berkelanjutan akan tetap tumbuh secara sehat,” ujar Aestika kepada KONTAN, Selasa (27/7).

Baca Juga: Targetkan penyaluran kredit UMKM hingga 85%, begini strategi BRI

BRI melihat di masa mendatang kondisi perekonomian diprediksi akan semakin dinamis. Oleh sebab itu, BRI terus memperkuat landasan kinerja perusahaan dengan melaksanakan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.

“Sebagai salah satu ‘First Mover on Sustainable Finance’, BRI telah mengimplementasikan secara bertahap strategi keberlanjutan yang diharapkan dapat berdampak positif dalam mendorong percepatan implementasi keuangan berkelanjutan di Indonesia dan BRI akan fokus mewujudkan solusi keuangan terintegrasi kepada masyarakat,” kata Aestika.

Sementara, Direktur Utama BRI Sunarso menyebut, investasi ESG di BRI pada Maret 2020 masih senilai Rp 709 miliar. Nilai itu naik menjadi Rp 2,15 triliun pada Maret 2021.

“Sampai saat ini, kita masih ada outstanding sustainability bond yang diterbitkan pada 2019. Pada Maret 2021, sebanyak 64,7% kredit BRI atau senilai Rp 579,7 triliun disalurkan kepada kegiatan usaha berkelanjutan,” ujar Sunarso dalam paparan virtual pada Selasa (27/7).

Ia merinci penyebaran kredit kepada sektor terkait ESG paling besar ke sektor usaha mikro senilai Rp 490,8 triliun. Energi terbarukan sebanyak Rp 15,7 triliun, pollution prevention and control Rp 2,4 triliun. Lalu, clean transportation sebanyak Rp 18,3 triliun dan green building senilai Rp 2,8 triliun.

Selain itu, environmentally sustainable management of living natural resources and land use senilai Rp 39,1 triliun. Kemudian, terrestrial and aquatic biodiversity conservation Rp 714 miliar. Lalu, sustainable water and wastewater management Rp 673 miliar, eco-efficient product, production technologies and processes Rp 9 triliun. Begitu pun pada proyek terkait ESG lainnya senilai Rp 290 miliar.

Baca Juga: BRI targetkan volume transaksi Brizzi capai 300 juta hingga akhir tahun 2021

Menurut Sunarso, dengan mengimplementasikan keuangan berkelanjutan, kinerja keuangan BRI masih bisa bertahan di tengah pandemi. Tercermin aset BRI tumbuh 6,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1.374,38 triliun. Sedangkan kredit tumbuh 1,4% yoy menjadi Rp 896,51 triliun.

“Lebih spesifik, kredit yang bisa tumbuh itu segmen mikro, kita mengedepankan asas equality yang kecil-kecil itu kayak untuk mendapat pembiayaan. Saat ini, segmen mikro lah yang mampu tumbuh 16% yang kemudian berkontribusi pada pertumbuhan total 1,4%,” tambah Sunarso.

Sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) BRI masih tumbuh 5,6% yoy menjadi Rp 1.033,25 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bisa dijaga di level 3,12%. Ia mengaku ada peningkatan loan at risk (LAR) yang terdampak pandemi di level 28,84%.

“LAR sewaktu-waktu bisa jatuh, tapi kita manajemenkan dengan prinsip ESG, dengan pencadangan melalui pengorbanan laba untuk pencadangan. Sehingga, kalau terjadi apa-apa bank ini (BRI) bisa sustainable,” ujar Sunarso.  

Ke depannya, Sunarso bilang, BRI  akan menerbitkan kebijakan ESG untuk penyaluran kredit sektoral. Kolaborasi dengan United Nation atau PBB untuk mengembangkan green catalogue dan penyaluran kredit terkait SDGs. Juga melakukan integrasi ESG ke dalam rencana bisnis bank dan key performance indicator (KPI) terkait ESG.

Asal tahu saja, pada 21 Maret 2021, BRI telah merilis sustainability bond senilai US$ 500 miliar. Surat utang ini memiliki tenor 5 tahun dengan kupon 3,95% yang digunakan untuk mendukung berbagai proyek ESG.

Selanjutnya: BRI telah salurkan kredit ke sektor keuangan berkelanjutan sebesar Rp 579 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×