Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyiapkan strategi menghadapi kenaikan inflasi dan suku bunga serta perlambatan ekonomi di tahun 2023 ini.
Direktur Utama BBRI Sunarso mengatakan, BRI telah menyiapkan empat strategi dalam menjawab tantangan tersebut. Pertama, jika ekonomi pulih namun inflasi tetap naik dan kualitas pinjaman memburuk BRI akan melakukan pemantauan kualitas pinjaman yang intensif.
“Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi, tumbuh secara selektif dan melakukan enhancement credit risk model dan kemudian loan portfolio guideline (LPG) yang diatur moderat sehingga kita masih bisa ekspansi tetapi selektif. Kemudian kita harus bisa mengoptimalkan write-offs, untuk recovery rate yang lebih tinggi,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa (24/1).
Baca Juga: Bos BRI Sebutkan 6 Tantangan Industri Perbankan Tahun Ini, Apa Saja?
Kedua, kata Sunarso, jika ekonomi mulai pulih inflasi terkendali dan kualitas pinjaman baik, maka BRI akan melakukan beberapa strategi. Yakni loan portfolio guideline yang lebih mengendur dijadikan pedoman untuk strategi pertumbuhan.
“Kemudian menurunkan coverega ratio (cadangan), enhance risk based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk. Terakhir, optimalisasi write-offs untuk recovery rate yang lebih tinggi,” terangnya.
Ketiga, jika ekonomi tetap stagnan, inflasi naik dan kualitas pinjaman memburuk, maka BBRI akan tetap tumbuh namun terbatas, pengaturan loan portfolio guideline akan diperketat. Kemudian mempertahankan cadangan supaya tetap tinggi, terakhir pemantauan kualitas kredit harus intensif dan membuat simulasi serta stress test secara berkesinambungan,” tandasnya.
Keempat, jika ekonomi tetap stagnan tetapi inflasi terkendali dan kualitas pinjaman membaik maka yang perlu dilakukan perbankan harus berani tumbuh secara selektif dan loan portfolio guideline diatur dengan mood yang moderate.
“Kemudian mempertahankan coverage ratio dan pemantauan kualitas kredit yang intensif, simulasi dan stress test secara berkesinambungan,” imbuh Sunarso.
Baca Juga: Bunga Deposito Bermekaran Usai BI Mengerek Suku Bunga Acuan hingga 200 Bps
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News