Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Bukopin Tbk mengesahkan laporan keuangan Bukopin untuk tahun buku 2018.
Sesuai dengan laporan keuangan audited Bukopin, selama tahun 2018 Bukopin mencetak laba bersih sebesar Rp 190 miliar meningkat 40% dibandingkan dengan pencapaian laba di tahun 2017. Posisi laba sebelum pajak tercatat naik 78% secara year on year (yoy) menjadi Rp 216 miliar per tahun 2018.
Pertumbuhan laba tahun lalu, antara lain ditopang oleh kredit Bukopin yang mencapai Rp 66,44 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai sebesar Rp 76,15 triliun. Dus, aset yang dibukukan sebesar Rp 95,64 triliun pada tahun lalu.
Dari seluruh total laba yang berhasil dicetak tahun lalu, pemegang saham Bukopin memutuskan untuk tidak membagikan dividen.
Direktur Utama Bukopin Eko R. Gindo menegaskan seluruh laba tersebut ditahan antara lain untuk memperkuat struktur permodalan Bukopin.
"Pemegang saham juga memutuskan untuk tidak memberikan tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun buku 2018," terangnya di Jakarta, Rabu (22/5).
Mengenai tahun 2019, Eko menegaskan kalau kinerja Bukopin masih tumbuh sesuai dengan target. Ada tiga segmen kredit yang bakal menjadi andalan Bukopin di tahun ini yakni konsumer, usaha kecil menengah (UKM) dan komersial. "Pencapaian kredit konsumer dan UKM kami di kisaran 105%-106% dari target, komersial memang baru 95% dari target," sambungnya.
Tahun ini, Bukopin menargetkan pertumbuhan kredit dapat naik minimal 8% dari pencapaian tahun lalu. Untuk mencapai target tersebut, Bukopin telah berencana untuk memperkuat struktur permodalan dan likuiditas.
Direktur Keuangan Bukopin Rachmat Kaimuddin menyebut pihaknya mengincar dana sebesar Rp 3 triliun. Dana tersebut akan diperoleh dari rencana sekuritisasi melalui skema KIK EBA senilai Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun yang akan dieksekusi pada Juni 2019.
Sementara sisanya antara lain dilakukan melalui penerbitan surat utang diantaranya obligasi pada kuartal IV-2019. "Aksi korporasi kami bagi dua, pertama sekuritisasi aset yang sekarang sedang berproses di Manajer Investasi, karena kepotong Lebaran mungkin Juni baru bisa. Lalu di kuartal IV sekitar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun dari surat berharga," katanya.
Catatan saja, sampai dengan kuartal I-2019 total penyaluran kredit Bukopin tercatat mencapai Rp 61,67 triliun turun 7,83% dari periode Maret 2018 sebesar Rp 66,91 triliun. Sementara laba bersih di kuartal I-2019 tercatat sebesar Rp 52,67 miliar turun 57% dari periode tahun sebelumnya.
Kendati demikian, sebelumnya Bukopin optimistis tahun ini laba bersih mampu mencapai Rp 400 miliar. Salah satu langkahnya yakni mendorong pertumbuhan kredit dengan risiko rendah sambil melakukan rekomposisi likuiditas untuk membiayai kredit jangka panjang.
Sementara itu, posisi capital adequacy ratio (CAR) Bukopin per Maret 2019 ada di posisi 13,29%. Eko menjelaskan rasio tersebut masih lebih tinggi dibanding batasan yang ditetapkan regulator yakni 8%.
"Untuk main di segmen ritel memang perlu modal, dan CAR kami sejauh ini masih cukup," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News