Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menyampaikan strategi dan arah bisnis di tahun 2024 salah satunya terkait pengembangan produk keuangan baru.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan, terdapat pengembangan produk keuangan baru serta optimalisasi produk yang sudah berjalan saat ini sehingga mampu mendukung target pertumbuhan bisnis perusahaan seiring dengan upaya mengembangkan teknologi terkini.
Hal ini guna mendukung pengembangan bisnis perusahaan yang berbasis teknologi end to-end dan berkelanjutan.
"Nilai tercatat untuk intangible asset atau aset tak berwujud peranti lunak meningkat sekitar 58,4% YoY dari Rp 151,8 miliar menjadi Rp 240,4 miliar, di mana biaya ini dikeluarkan untuk mengakselerasi pengembangan teknologi sistem operasional bisnis perusahaan,” ujar Sudjono dalam siaran persnya, Kamis (25/4).
Selain itu, akselerasi proses bisnis dan layanan juga mencakup kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai entitas yang salah satunya adalah dengan Grup PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GOTO), untuk pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor bagi para mitra pengemudi Gojek.
Baca Juga: Laba BFI Finance (BFIN) Turun 28,9% di Kuartal I-2024
“Kami menjalin kemitraan strategis dengan Grup GOTO dalam memberikan kemudahan pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor. Kerja sama ini merupakan wujud kepercayaan mitra bisnis guna menyediakan solusi pembiayaan untuk beragam kalangan sehingga memperluas ekosistem pembiayaan BFI Finance,” tambah Sutadi, Direktur Bisnis BFI Finance.
Dari segi operasional layanan, BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan berbasis digital sehingga tidak ada pembukaan jaringan fisik kantor cabang di area baru.
Sebagai informasi, BFIN membukukan penurunan laba bersih sebanyak 28,9% menjadi Rp 361,46 miliar pada kuartal I-2024 dibandingkan dengan raihan 2023 Rp 508,81 miliar.
Adapun pendapatan perusahaan juga turun sebesar 5,5% menjadi Rp 1,551 triliun secara tahunan dibandingkan periode tahun lalu Rp 1,643 triliun. Sementara penurunan pendapatan ini disebabkan oleh piutang pembayaran yang menurun secara tahunan menjadi Rp 1,448 triliun hingga akhir Maret 2024.
Namun, BFIN masih mencatat pertumbuhan nilai total aset perusahaan meningkat sebanyak 0,73% menjadi Rp 24,16 triliun secara tahunan sebesar Rp 23,99 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News