kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini upaya MTF melunasi obligasi yang akan jatuh tempo Desember mendatang


Senin, 12 Oktober 2020 / 17:12 WIB
Begini upaya MTF melunasi obligasi yang akan jatuh tempo Desember mendatang
ILUSTRASI. Pembiayaan kendaraan listrik oleh Mandiri Tunas Finance.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski di tengah pandemi, PT Mandiri Tunas Finance akan mengoptimalkan kinerja perusahaan untuk melunasi obligasi yang bakal jatuh pada akhir tahun.

Direktur Keuangan MTF Armendra menyatakan pada saat ini, perusahaan fokus memastikan segala hal terkait kewajiban terhadap kreditir dan investor. Baik pada bulan berjalan hingga akhir tahun, maupun beberapa tahun mendatang.

Hal ini termasuk pada Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2015 Seri B senilai Rp 100 miliar yang akan jatuh pada 18 Desember 2020. Armendra bilang perusahaan akan melakukan kolektibilitas, menjaga kualitas pembiayaan, dan melakukan efisiensi.

Baca Juga: Ada dana nganggur, BCA Finance siap lunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp 842 miliar

“Sampai saat ini kebutuhan likuiditas kita dapat terjaga, baik dari kegiatan collection, penjagaan kualitas portfolio, dan efisiensi. Obligasi berikutnya, nanti kami proyeksikan pada 2021,” ujar Armendra kepada Kontan.co.id pada Senin (12/10).

Dalam menjaga likuiditas, MTF sudah merilis surat utang pada Agustus lalu. Lewat Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2020 ini, perusahaan meraih dana senilai Rp 858 miliar.

Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo bilang hingga September 2020, anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI ini mencapai Rp 12,3 triliun. Nilai ini turun 40,58% year on year dibandingkan September 2019 lalu sebesar Rp 20,7 triliun.

Lanjut Harjanto, pembiayaan masih tumbuh di daerah Kalimantan. Selain itu, segmen ritel juga ikut tumbuh hingga saat ini. 

Selanjutnya: FIF andalkan angsuran nasabah untuk membayar obligasi jatuh tempo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×