kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bekraf: Kredit ekonomi kreatif baru di tiga sektor


Senin, 12 Juni 2017 / 20:38 WIB
Bekraf: Kredit ekonomi kreatif baru di tiga sektor


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjalin kerja sama dengan sejumlah bank pelat merah/BUMN untuk memfasilitasi pembiayaan kepada industri kreatif. Terbaru, Bekraf tengah menjalin kerja sama pembiayaan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Deputi Akses Perbankan Bekraf, Restog Kusuma mengatakan, kerja sama ini dilakukan guna memberikan pemahaman dan memberikan potensi nasabah baru bagi perbankan. Pasalnya, sampai saat ini baru tiga subsektor ekonomi kreatif yang baru terekspos oleh perbankan yakni kuliner, fesyen dan kerajinan.

Padahal, Bekraf memiliki 16 subsektor antara lain aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

"Mereka (bank) baru familiar tiga subsektor itu, dan sampai ini penyaluran kredit ke Bekraf baru sekitar 3% sampai 4% dari total kredit," ujarnya kepada KONTAN, Senin (12/6).

Kendati demikian, menurut catatan Bekraf, BRI dan BNI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 14 triliun hingga kuartal I 2017. "Per kuartal I 2017, KUR BRI ke ekonomi kreatif sudah Rp 11 triliun dan BNI ada sekitar Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun," tambahnya.

Meski jumlah dari dua bank itu sudah menembus target penyaluran kredit oleh perbankan yang ditetapkan oleh Bekraf sebesar Rp 4 triliun hingga akhir tahun, Restog menilai pihaknya tengah menggodok skema penyaluran kredit baru. Salah satunya dengan memberikan rekomendasi calon nasabah lewat pelaku usaha ekonomi kreatif binaan Bekraf kepada perbankan.

Bekraf menilai, ekonomi kreatif di sektor non konvensional seperti perfilman, fotografi, aplikasi, musik, games dan lain-lain hanya membutuhkan plafon kredit sebesar Rp 30 juta hingga Rp 50 juta. "Sebenarnya KUR pun mereka mau, hanya saja tidak ada skemanya karena tidak ada jaminan fisik oleh subsektor non konvensional," tuturnya.

Kendati demikian, Restog menyebut saat ini BNI juga telah memudahkan akses kepada industri kreatif salah satuya melalui skema pembiayaan dengan bunga rendah atau setara bunga KUR yang berkisar 9%.

Tidak hanya kredit dengan plafon kecil, saat ini Bekraf juga tengah melakukan penjajakan dengan BRI untuk memberikan kredit dengan nilai besar mencapai Rp 2 miliar dengan BRI. "Kami sedang pikirkan, mungkin kita bisa membayarkan preminya kepada bank melalui Jamkrindo,"ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×