Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2025 bisa dibilang tahun yang penuh tantangan bagi semua industri, salah satunya industri perbankan. Tak khayal, ketidakpastian yang didapat selama tahun ini menjadi bekal optimisme di tahun depan.
Optimisme tersebut salah satunya datang dari PT Bank OCBC NISP Tbk. Dalam hal ini, Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja bilang pihaknya kini lebih siap menghadapi kondisi ekonomi di tahun depan.
Seperti diketahui, kinerja OCBC di tahun ini kurang agresif. Pasalnya, sembilan bulan berjalan, laba bersih konsolidasian hanya naik 0,16% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3,82 triliun.
Baca Juga: OCBC NISP Hadirkan Tap Kartu Kredit, Tingkatkan Pembayaran Digital
Di periode yang sama, penyaluran kredit OCBC juga tercatat hanya naik 2% YoY menjadi Rp 167,74 triliun. Pertumbuhan tersebut masih lebih lambat jika dibandingkan industri perbankan yang tumbuh sekitar 7% hingga September 2025.
“Setidaknya bisa lebih siap dengan ketidakpastian karena belajar dari tahun ini,” ujar Parwati kala bertandang ke KONTAN belum lama ini.
Parwati pun menambahkan bahwa yang berpotensi mulai membaik adalah sektor korporasi. Sebab, ia melihat di tahun ini sektor korporasi ini terlihat belum sesuai harapan. Mengingat, banyak korporasi yang terkesan wait and see menghadapi kondisi ekonomi saat ini.
Lebih lanjut, Parwati pun juga mengharapkan perang tarif antara AS dan China menemukan titik kejelasan. Menurutnya, itu penting bagi bank untuk melihat bagaimana nantinya arah perekonomian.
Baca Juga: Bank OCBC NISP Perkirakan Rasio BOPO Tetap Rerjaga pada Kisaran 70%
Dari dalam negeri sendiri, ia bilang seharusnya program-program pemerintah juga sudah mendapat pemahaman dari pelaku pasar. Setidaknya, ia melihat kondisinya akan lebih baik ketimbang awal tahun ini ketika proses transisi juga masih berjalan.
“Sekarang kita lebih jelas dan lebih pasti arahnya,” tambah Parwati.
Pada kesempatan yang sama, Direktur OCBC Johannes Husin menambahkan pihaknya semakin optimistis dengan arah strategis pemerintah.
Terlebih, ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa di era Presiden Prabowo Subianto tidak hanya sektor pemerintah saja namun sektor swasta juga dilibatkan.
Baca Juga: Bank OCBC NISP (NISP) Catat Laba Bersih Rp 2,57 Triliun pada semester I-2025
Menurut Johannes, sektor swasta ini memang perlu diberi ruang agar pertumbuhan ekonomi bisa semakin baik. Mengingat, sektor ini juga memiliki dominasi yang besar di tanah air. “Tahun depan sektor yang masih bagus bisa food and beverages dan pharmaceutical,” ujarnya.
Selanjutnya: ESDM Sinyalkan Produksi Batubara Nasional 2026 Dipangkas di Bawah 700 Juta Ton
Menarik Dibaca: Xiaomi Hadirkan Promo Spesial 11.11, Tawarkan Produk Rumah Pintar dan AIoT Unggulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













