Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek infrastruktur masih menjadi incaran perbankan untuk menyalurkan kredit. Salah satunya, proyek infrastruktur milik pemerintah yang menjadi target perbankan adalah pembangunan kereta api ringan atau light rail transit (LRT).
Bank-bank pun antre menawarkan kredit untuk LRT. Rencananya, akan ada 12 bank yang berpartisipasi pada pembiayaan kredit sindikasi LRT. Awalnya, pemerintah hanya menggandeng lima bank yang terdiri dari tiga bank BUMN dan dua bank swasta.
Direktur Perbankan Korporasi PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar mengatakan, proyek kredit sindikasi LRT Jabodetabek ini akan diikuti oleh 12 bank. "Ada tambahan dari bank asing dan juga Bank Pembangunan Daerah (BPD)," katanya, Rabu (27/12).
Nah, 12 bank yang ikut dalam proyek kredit sindikasi ini diantaranya adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, Bank CIMB Niaga, Bank of Tokyo Mitsubishi, Shinhan Bank Indonesia, Bank Hana, Bank Mega dan Bank DKI Jakarta. Selain itu, Sarana Multi Infrastruktur (SMI) juga terlibat di proyek ini.
Lembaga keuangan tersebut akan memberikan kredit sindikasi sebesar Rp 18,1 triliun untuk pembiayaan proyek LRT, atau 62% dari kebutuhan dana. Adapun, total nilai proyek kereta ringan ini sebesar Rp 29,9 triliun. Jika tidak ada aral melintang, penandatangan proyek sindikasi ini akan dilakukan pada Jumat besok (29/12).
Bank Mandiri merupakan penyumbang terbesar sindikasi LRT ini dengan kredit Rp 3,5 triliun. Diikuti BNI, BRI, BCA, BNI dan Bank CIMB Niaga masing-masing Rp 2,7 triliun. Sedangkan, SMI menyumbang Rp 1,9 triliun.
Direktur BNI Putrama Wahyu Setiawan mengatakan, penambahan anggota sindikasi LRT ini karena bank swasta melihat secara komersial perhitungan bisnis proyek ini masih bagus.
Direktur Bank CIMB Niaga John Simon menuturkan, pihaknya akan berkomitmen untuk menyalurkan sindikasi LRT Jabodetabek Rp 2,7 triliun. "Kami salah satu arranger dan bookrunner sindikasi ini," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News