Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar batalnya akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sudah sampai ke telinga wakil rakyat. Ramai-ramai, anggota legislatif turut mengapresiasi langkah BTN dalam kaitannya dengan sikap kehati-hatian.
Yang paling anyar, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Nasdem, Fauzi H Amro turut mendukung sikap kehati-hatian yang dilakukan Manajemen BTN dalam proses akuisisi atau merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat.
Bagaimana pun, kata Fauzi, proses akuisisi melibatkan banyak variabel dan risiko, termasuk faktor internal kedua perusahaan. Oleh karenanya, ia meyakini keputusan yang diambil nantinya bukan keputusan yang gegabah.
“Keputusan yang diambil nantinya didasarkan pada kajian dan analisis dengan mengedepankan asas kehati-hatian. Termasuk proses due diligence yang telah dilakukan," ungkap Fauzi.
Baca Juga: BTN Dikabarkan Batal Mengakuisisi Muamalat, Ini Kata Ekonom
Lebih lanjut, ia menambahkan BTN tentu harus memastikan bahwa setiap aksi korporasi, termasuk akuisisi, telah sesuai dengan strategi bisnis dan nilai-nilai perusahaan. Terlebih dalam rencananya menggunakan bank hasil akuisisi untuk melakukan pemisahan unit usaha syariahnya.
“Termasuk, kesesuaian budaya dan visi antara dua entitas juga harus dipertimbangkan,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota DPR RI Komisi VI Herman Khaeron menyambut baik informasi tersebut. Anggota fraksi Partai Demokrat ini mendukung sikap hati-hati BTN dalam rencana investasi di Bank Muamalat.
Ia juga berpandangan merger dan akuisisi selalu memperhitungkan banyak variabel, termasuk faktor risiko dan dampak ke internal kedua perusahaan. Maka itu, ia mengingatkan kehati-hatian menjadi penting sebelum melangkah terlalu jauh.
“BTN harus memastikan setiap aksi korporasi, termasuk akuisisi, telah sesuai dengan strategi bisnis dan nilai nilai perusahaan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News