Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah bank dalam menekan ongkos operasional lewat efisiensi dan pemanfaatan teknologi digital mulai memberikan dampak. Hal ini tercermin dari rasio efisiensi sejumlah bank yakni cost to income ratio (CIR) yang kian surut.
Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang berhasil menekan rasio CIR sebanyak 210 basis poin (bps) secara year on year (yoy) menjadi 46,2% per Juni 2019.
Direktur BCA Santoso Liem mengatakan perbaikan dari sisi CIR disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan dari pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan biaya.
Baca Juga: Bunga beranjak turun, catat bunga deposito bank terbaru per 1 Agustus 2019
Menurutnya, per semester-I 2019 pendapatan operasional BCA tumbuh sekitar 16,1% sedangkan biaya tumbuh lebih rendah sekitar 9,1%. "Biaya operasional tetap tumbuh, karena ada kenaikan jumlah account dan transaksi sekitar 12% dan 30% secara yoy," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8).
Meski begitu, bank swasta terbesar ini menyebut bahwa pertumbuhan jumlah rekening dan transaksi nasabah mayoritas terjadi di jaringan elektronik (e-channel) dengan biaya yang relatif lebih rendah. Terbukti dari transaksi mobile banking BCA (m-BCA) yang naik sekitar 40% secara yoy.
Baca Juga: Empat bank besar merajai kapitalisasi Bursa Efek Indonesia
"Dengan kenaikan jumlah akun dan transaksi tersebut, juga menopang kenaikan fee based income sekitar 17,7%," ujar Santoso.
Walau tak memasang target CIR, bank bersandi saham BBCA ini berharap pihaknya dapat terus menjaga rasio efisiensi lewat pemanfaatan teknologi perbankan digital.
Serupa dengan BCA, PT Bank OCBC NISP Tbk juga berhasil menekan biaya lewat langkah efisiensi. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menjelaskan per semester-I 2019 CIR OCBC NISP sudah turun sebanyak 240 bps dari 47% di semester-I 2018 menjadi 44,6%.
Secara kuartalan, posisi ini juga mengalami penurunan sebesar 1,3% (quarter on quarter/qoq). "Posisi ini juga turun dari Desember 2018 sebesar 45,1%," jelasnya.
Selain efisiensi, bank bersandi bursa NISP ini menjelaskan, perbaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan pendapatan yang lebih cepat dan telah menjadi fokus OCBC NISP dalam beberapa tahun terakhir.
Jika merujuk presentasi perusahaan, OCBC NISP memang berhasil mencetak peningkatan pendapatan operasional sebesar 21,11% yoy mencapai Rp 2,16 triliun. Sementara biaya operasional seperti biaya pegawai dan administrasi umum hanya tumbuh 10,16% yoy menjadi Rp 954 miliar.
Adapun, hingga akhir tahun OCBC NISP mematok CIR maksimal ada di kisaran 45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News