kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berkah asuransi syariah diprediksi merekah


Sabtu, 09 September 2017 / 11:10 WIB
Berkah asuransi syariah diprediksi merekah


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Bisnis asuransi syariah diproyeksi mekar. Kontribusi bruto asuransi syariah per Juli 2017 tumbuh 4,2% lebih tinggi di banding bulan sebelumnya sebesar 3,46%. Kontribusi bruto mencapai Rp 7,14 triliun per Juli lalu. Meski begitu, bisnis asuransi syariah dinilai belum maksimal.

Wakil Ketua Bidang Humas dan Literasi Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Bunbun Machbub mengatakan kondisi ekonomi makro telah mempengaruhi bisnis asuransi syariah. Saat ekonomi lesu, kinerja perasuransian terkena dampak. Persoalan lain faktor literasi dan edukasi asuransi syariah yang dinilai masih perlu diperkuat. Sehingga minat masyarakat menggunakan jasa asuransi syariah bisa diperbesar lagi.

Meski begitu, Bunbun masih optimistis pertumbuhan ekonomi pada semester kedua ini bisa lebih kencang lagi. Dus, pertumbuhan industri masih bisa meningkat signifikan hingga bisa menyentuh angka dua digit di ujung tahun nanti.

Di sisi lain, asuransi syariah masih memiliki sejumlah pekerjaan yang harus dibenahi untuk meningkatkan penetrasi di pasar. Pasalnya tantangan yang dihadapi pun makin besar.

Bunbun menyebut persoalan permodalan bisa menjadi momok bagi asuransi syariah. Industri disebutnya memerlukan penguatan struktur permodalan untuk menghadapi persaingan di pasar bebas ASEAN dalam beberapa tahun ke depan. Diantaranya untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi hingga diversifikasi produk.

Maklum, negara tetangga seperti Malaysia, bisnis asuransi syariahnya dinilai lebih siap menghadapi pasar bebas. "Diharapkan pemegang saham bisa memberikan dukungan yang lebih kuat," katanya belum lama ini.

Soal diversifikasi produk, industri bisa memanfaatkan perluasan bisnis yang kini diperbolehkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Misalnya mengkreasikan produk yang bisa memberi manfaat wakaf sesuai dengan fatwa MUI yang sudah dikeluarkan sejak akhir tahun lalu.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah menggenjotan sertifikasi agen. Maklum, saluran pemasaran ini masih jadi salah satu andalan pemain asuransi syariah dalam berbisnis.

Selain untuk meningkatkan kompetensi sehingga bisa makin menarik kepercayaan yang makin besar dari masyarakat, hal ini juga diperlukan untuk menghadapai perkembangan pasar. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi digital yang kini makin banyak digunakan orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×