kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Berkah Dividen dari Bank Pelat Merah


Kamis, 07 Maret 2024 / 20:36 WIB
Berkah Dividen dari Bank Pelat Merah
ILUSTRASI. Manajemen Bank Mandiri saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (7/3/2024). Pemegang saham menyetujui besaran dividen sebesar 60% dari laba bersih tahun 2023. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dari bank-bank milik negara (Himbara) pekan ini telah usai. Hasilnya, dividen dengan nilai Rp 92,19 triliun pun siap ditebar kepada para pemegang saham dari bank pelat merah ini.

Sebagai pemegang saham pengendali, pemerintah tentu menjadi yang paling mendapat untung dari pembagian dividen ini. Jika ditotal, Himbara bakal menyetor dividen ke kas negara mencapai Rp 49,59 triliun. Adapun nilai dividen yang didapat dari pemerintah pun mengalami peningkatan dari yang didapat tahun lalu senilai Rp 40,75 triliun. 

Sementara itu, sisa dividen Himbara yang bakal dibagi untuk pemegang saham publik senilai Rp 42,6 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi yang paling berkontribusi besar terhadap total dividen yang mencapai Rp 48,1 triliun. Maklum, bank ini mampu mencatat laba paling besar mencapai Rp 60,4 triliun.

Baca Juga: Sah! Bank Mandiri (BMRI) Bagikan Dividen Rp 33,06 Triliun dari Laba Tahun 2023

Namun, sejatinya rasio dividen bank yang fokus pada kredit UMKM ini tercatat turun dari tahun sebelumnya 85% menjadi 80%. Dividen yield berdasarkan penutupan harga Kamis (7/3) tercatat sebesar 5,12%.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa pihaknya bakal menjaga rasio dividen yang dibagikan kurang lebih 80%, setidaknya selama lima tahun ke depan. Menurutnya, kondisi itu telah memperhitungkan posisi permodalan kuat yang dimiliki BRI saat ini.

Mengingat, rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) bank berkode emiten BBRI ini ada di level 27%. Ia bilang ketentuan permodalan untuk bisa meng-cover segala risiko itu di level 17,15%. Artinya, ada kelonggaran penggunaan CAR sekitar 10%.

“Ambil contoh jika tiap tahunnya menggerus CAR sebesar 2%, maka BRI bisa membagikan besaran rasio dividen yang sama selama lima tahun lagi,” ujar Sunarso belum lama ini.

Dari sisi bisnis, potensi pertumbuhan pun masih terbuka lebar bagi BRI. Di mana, keberadaan holding ultra mikro menjadi salah satu andalan BRI dalam menggenjot kredit saat ini.

Untuk BRI, nilai outstanding pinjaman segmen ultra mikro mencapai Rp 611,2 triliun selama periode 2023. Buat perbandingan, di 2021 outstanding pinjaman mencapai Rp 483,9 triliun dan di 2022 sebesar Rp 551,3 triliun.

Di posisi kedua, ada PT Bank Mandiri Tbk yang membagikan total dividen senilai Rp 33,03 triliun. Ini setara dengan 60% dari total laba bank berkode saham BMRI di 2023 yang senilai Rp 55,1 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang besaran dividen tersebut telah sejalan dengan posisi likuiditas dan permodalan yang dimiliki bank berlogo pita emas ini. CAR Bank Mandiri hingga akhir tahun ini diproyeksikan bakal sama dengan posisi 2023 yang di level 22%.

Baca Juga: Naik Jabatan, Mantan Menpora Zainudin Amali Jadi Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri

Darmawan pun optimistis dengan beragam pengembangan serta inovasi digital yang tengah dijalankan dapat mampu mendukung rencana bisnis berkelanjutan bank. Terutama dalam mendorong fungsi intermediasi yang menjadi bisnis utama bank.

“Kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan Bank Mandiri agar dapat memenuhi ekspetasi seluruh stakeholder,” ujarnya.

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) alias BNI juga membagikan dividen senilai Rp 10,45 triliun. Nilai tersebut setara dengan Rp 280,5 per saham.

Menariknya, rasio dividen BNI pun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 40% menjadi 50%. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan permodalan BNI yang sudah cukup tebal.

Namun, Royke tak mau mengumbar janji apakah akan terus memperbesar rasio dividen di tahun depan. Ia hanya bilang belum memikirkan hal tersebut.

“Belum ada proyeksi rasio dividen tahun depan,” ujar Royke singkat saat dihubungi KONTAN, Kamis (7/3).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×