kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Memilih yang Aman Dengan Penjaminan Karena untuk Masa Depan


Minggu, 30 Juli 2023 / 05:00 WIB
Memilih yang Aman Dengan Penjaminan Karena untuk Masa Depan
ILUSTRASI.


Reporter: Adi Wikanto, Vina Destya | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta.

Bing beng bang
Yok... kita ke bank
Bang bing bung
Yok.... kita nabung
Tang ting tung hey
Tau tau kita nanti dapat untung

Penggalan lirik lagu anak berjudul "Menabung" yang dipopulerkan Titiek Puspa tahun 1990-an ini sangat tepat untuk mengajarkan anak tentang ilmu keuangan. Liriknya pun sangat bagus, yaitu mengenalkan anak-anak tentang mengelola uang, menabung dan bank.

Menabung di bank adalah salah satu instrumen investasi yang menjadi pilihan banyak orang sejak dahulu. Meski zaman terus berkembang dan portofolio investasi semakin beragam, menabung adalah pilihan portofolio investasi yang tak ditinggalkan.

Bahkan, menabung adalah pilihan investasi pertama sebelum memilih portofolio lainnya. Apalagi bagi orang tua yang ingin mengajarkan tentang investasi dan mengelola uang kepada buah hatinya, tabungan jelas yang utama.

Seperti yang terlihat di acara kampanye Ayo Menabung yang berlangsung di Balai Kota Bogor 25 Juli 2023. Setidaknya 300 anak SD dari berbagai sekolah di Kota Bogor antusias membuka rekening tabungan untuk perdana.

Baca Juga: Tabungan Kembali Utuh, LPS Komitmen Jamin Simpanan Nasabah

Anak-anak semakin bersemangat memiliki bunga tabungan sendiri karena kegiatan ini juga meriah dengan berbagai acara tambahan. Salah satu acara tambahan adalah dongeng anak yang mengisahkan tentang pentingnya berhemat dan menyimpan sebagian uang saku.

Naima, salah satu anak SD di Kota Bogor ini begitu senang menjadi nasabah bank untuk pertama kali. Sebenarnya, konsep menabung sudah ia kenal sebelumnya.

Di rumah, Naima sudah "menabung" sendiri sebagian uang jajannya. Naima menyimpan uang itu di celengan.

Kini, Naima berkesempatan upgrade kemampuan berinvestasi dengan menabung di bank. "Menabung di bank lebih aman, tidak mudah diambil. Kalau di rumah bisa diambil kapan saja," tutur Naima.

Hal sama juga disampaikan anak SD lainnya, Dzalfa. Ia yakin, lebih mudah mengumpulkan banyak uang dengan cara menabung di bank di bandingkan di celengan. "Di bank juga lebih aman, uang kita tidak akan hilang karena dijamin," ujar gadis kecil berkerudung ini.

Keamanan dan mendapat penjaminan memang menjadi alasan para orang tua mendorong anak-anaknya ikut program menabung di acara ini. Di acara itu memang gencar sosialisasi tentang keamanan dan jaminan bagi nasabah bank.

Seperti diketahui, bank di Indonesia menjadi peserta penjaminan di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS memberikan garansi terhadap uang nasabah hingga Rp 2 miliar dari ancaman likuidasi.

"Penjaminan membuat kita lebih yakin dan tenang untuk membuka tabungan di bank," ungkap Siti Nurohmah, salah satu orang tua murid yang hadir di acara tersebut.

Selain itu, Siti meminta buah hatinya ikut menabung di bank sejak bangku SD demi mengajarkan ilmu keuangan. Dengan memiliki rekening tabungan di bank, anak diminta untuk menghemat uang jajan.

Rencananya, sebagian uang jajan yang didapat setiap hari dikumpulkan di rumah. Kemudian, anak menyetorkan uang tersebut ke bank sebulan sekali. Nantinya pihak bank datang ke sekolah sebulan sekali untuk melayani murid yang ingin menabung.

Siti meyakini, berhemat dan menabung adalah salah satu kunci mencapai masa depan yang lebih cerah. "Kami ingin anak-anak tahu kalau menabung itu bermanfaat, penting untuk masa depan," ucapnya.

Pentingnya menabung untuk masa depan juga ditegaskan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi yang hadir di acara kampanye Ayo Menabung ini. Ia menegaskan, untuk mengejar cita-cita masa depan, anak-anak perlu diberikan pengetahuan untuk mengelola keuangan dengan mulai menabung dan belajar berinvestasi sejak kecil.

"Menabung itu baru tahap awal ya, kemudian dia akan belajar bagaimana bisa mengelola keuangannya nanti karena itu merupakan essential life skill yang harus dimiliki oleh setiap anak di Indonesia," ujar Friderica.

Rekening & Simpanan Di Bank Meningkat Pesat

Besarnya manfaat menabung di bank jelas diamini oleh banyak orang. Salah satu indikatornya adalah jumlah rekening tabungan dan nominal simpanan di bank yang terus meningkat setiap tahun.

Meski dalam sejarahnya, industri perbankan di Indonesia sempat terpuruk akibat krisis moneter tahun 1998. Namun, catatan kelam itu mampu dihilangkan berkat program penjaminan oleh LPS.

Sejak berdiri tahun 2005, LPS selalu menjalankan mandat untuk melindungi uang simpanan nasabah bank. Hasilnya, kini tak ada lagi keraguan masyarakat untuk menyimpan dana di bank.

LPS mencatat, jumlah rekening di perbankan nasional per Juni 2023 mencapai 520.863.328. Jumlah itu tumbuh lebih dari enam kali lipat dibandingkan saat LPS pertama kali menerima limpahan data rekening perbankan dari Bank Indonesia tahun 2008. Pada Oktober 2008, jumlah rekening di perbankan nasional sebanyak 81.826.869.

Berikut perkembangan jumlah rekening di perbankan nasional

Jumlah rekening di bank meningkat setiap tahun

Bersamaan dengan peningkatan jumlah rekening, dana simpanan di bank juga semakin besar. Per Juni 2023, total dana simpanan di bank mencapai Rp 8.086,76 triliun. Bandingkan dengan total simpanan di bank pada akhir 2008 yang hanya Rp 1.798,61 triliun

Berikut perkembangan nominal simpanan di perbankan nasional

Jumlah simpanan masyarakat di bank terus meningkat setiap tahun

LPS juga mencatat, sejak berdiri tahun 2005 hingga Juni 2023, lembaga yang berdiri berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 ini telah melaksanakan likuidasi 119 bank. Jumlah itu terdiri dari 118 BPR/BPRS dan 1 bank umum, serta menyelamatkan 1 Bank Umum. Dari total seluruh bank tersebut, LPS telah melakukan pembayaran klaim penjaminan sebesar Rp 1,75 triliun kepada 271.240 rekening.

Dengan pencapaian itu, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa selalu menyatakan masyarakat agar percaya kepada perbankan nasional dan jangan takut untuk memulai berinvestasi. Perekonomian Indonesia tumbuh kuat. Ini mengacu pada tahun 2022 lalu, dimana ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31%, dan sebagian besar ditopang oleh konsumsi domestic yang berkontribusi 52,81 % dari PDB Kuartal IV 2022.

Industri perbankan juga tetap terjaga dengan baik. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dengan rasio permodalan (KPMM) industri yang terjaga di level 24,69% pada periode Maret 2023. Sementara itu, likuiditas perbankan juga relatif tetap terjaga dengan rasio AL/DPK sebesar 26,58% pada April 2023. Sementara itu, kinerja intermediasi perbankan pun terus membaik. Pada April 2023, kredit perbankan tumbuh sebesar 8,08% secara yoy, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,82% secara yoy.

“Untuk masyarakat jangan takut menabung, karena aset LPS sekarang sebesar Rp 196 triliun lebih. Dana LPS sangat cukup untuk menjamin simpanan masyarakat,” jelas Purbaya dikutip dari website resmi LPS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×