kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berlangsung Ketat, Intip Strategi Bank Digital Menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK)


Minggu, 20 Oktober 2024 / 19:50 WIB
Berlangsung Ketat, Intip Strategi Bank Digital Menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK)
ILUSTRASI. Aktivitas nasabah?pada kantor cabang AlloBank ci Jakarta, Jumat (10/3). Persaingan ketat di industri bank digital dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) semakin intensif.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan ketat di industri bank digital dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) semakin intensif, mendorong banyak bank digital untuk mempertahankan suku bunga simpanan meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) telah turun ke level 6% sejak September 2024.

Beberapa bank bahkan meningkatkan suku bunga simpanan untuk menarik nasabah. PT Bank Allo Indonesia Tbk (Allo Bank), misalnya, baru-baru ini menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan Allo Grow, dengan bunga tabungan Allo Grow naik dari 4,5% menjadi 5,25% per tahun dan produk deposito Allo Grow naik dari 5% menjadi 6,25% per tahun.

Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyatakan bahwa keputusan untuk menaikkan bunga simpanan didasarkan pada perkembangan sumber dana di industri perbankan, di mana Allo Bank mengalami dampak dari meningkatnya persaingan dalam mengumpulkan DPK. 

Baca Juga: Bidik Nasabah Korea dan Lokal, Strategi Hana Bank untuk Jaga Pertumbuhan

Pada September 2024, total DPK Allo Bank tercatat sebesar Rp 4,93 triliun, naik tipis sekitar 0,81% yoy dibandingkan Rp 4,89 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Porsi CASA juga meningkat menjadi 16,45% dari total DPK, dibandingkan 12,95% pada September 2023. Akibatnya, beban bunga bank meningkat 19,44% yoy menjadi Rp 262,64 miliar.

"Tekanan persaingan paling signifikan terjadi pada produk deposito mengingat banyak bank yang menawarkan suku bunga lebih tinggi. Tentunya kami selalu berusaha untuk menyesuaikan tingkat suku bunga produk pendanaan dengan kondisi yang ada," ungkap Indra.

Indra juga menambahkan, dengan turunnya BI Rate, diharapkan biaya dana dapat mulai turun, sehingga margin bunga bersih dari aktivitas intermediasi bisa lebih kompetitif. Namun, untuk menurunkan suku bunga simpanan, pihaknya perlu melakukan analisis mendalam sebelum melakukan perubahan.

Baca Juga: Belum Ada Setahun Beroperasi, DPK Krom Bank Melesat 348%

Kontribusi dari ekosistem CT Corpora yang memiliki lebih dari 100 juta pengguna juga menjadi pendorong pertumbuhan dana murah (CASA) nasabah berkualitas selama Kuartal III-2024. 

"Jumlah frequent users yang sangat besar ini dapat menjadi basis data inti untuk berbagai program loyalitas dan produk digital banking," ucap Indra.

Ke depan, Allo Bank akan mendorong pertumbuhan CASA dan DPK melalui produk tabungan Allo Grow, yang menawarkan fleksibilitas dalam pengelolaan tabungan dan bebas biaya bulanan. Indra menekankan pentingnya mengembangkan value proposition produk-produk pendanaan, terutama produk tabungan dengan cost of fund yang rendah.

Sementara itu, PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) memilih untuk tidak mematok suku bunga tinggi seperti bank digital lainnya. Bank Raya lebih mengandalkan inovasi fitur tabungan. 

Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, menyatakan, permintaan masyarakat akan produk simpanan perbankan juga dipengaruhi inovasi fitur tabungan yang disiapkan.

Baca Juga: Mengejar Dana Murah, Tawaran Bisnis Payroll Perbankan Semakin Meriah

Dukungan fitur-fitur tersebut telah mendorong pertumbuhan simpanan Bank Raya sebesar 9,2% yoy per Agustus 2024, dengan total mencapai Rp 7,9 triliun. 

Tiwi juga berharap turunnya suku bunga acuan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan dari sisi kredit dan simpanan. Saat ini, suku bunga simpanan Bank Raya berkisar antara 2% hingga 4% per tahun.

Meskipun suku bunga yang ditawarkan Bank Raya tergolong lebih rendah dibandingkan bank digital lainnya, sinergi dengan ekosistem BRI Group memungkinkan Bank Raya menjangkau jaringan yang lebih luas, terutama di pasar UMKM. 

Fitur Saku Bisnis yang dikembangkan Bank Raya membantu pengusaha UMKM dalam pengelolaan keuangan, dengan kemudahan seperti menu mass transfer untuk transaksi payroll.

Baca Juga: Bank Digital Kian Gesit Mendorong Pertumbuhan Kredit Secara Langsung

Di sisi lain, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mengumumkan rencana untuk menurunkan suku bunga simpanan deposito (Deposito WOW 7 Hari) menjadi 5% efektif per 11 November 2024, dari suku bunga yang berlaku saat ini sebesar 5,50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×