Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) berhasil menutup tahun 2019 dengan pertumbuhan total pendapatan sebesar Rp5,2 triliun atau naik 4,4% dari pendapatan di tahun 2018.
Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono mengatakan, meskipun secara keseluruhan pertumbuhan melambat dan terjadi kontraksi sebagai langkah antisipasi di semester I-2020.
Baca Juga: Akhirnya berdamai, ini kesepakatan BFI Finance dengan Grup Ongko
Tapi, BFI Finance berhasil mengejar ketinggalan tersebut di semester II dengan membukukan nilai pembiayaan baru per kuartal tertinggi dalam dekade terakhir di kuartal IV-2020.
"Kinerja yang solid dari Perusahaan ini didukung oleh prinsip kehati-hatian dengan kelolaan risiko yang terukur. Perusahaan juga berhasil menjaga kepercayaan mitra perbankan, baik mitra perbankan di dalam dan di luar negeri yang tercermin dari persentase cost of fund yang cukup stabil,"kata Sudjono dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Minggu (23/2).
Terlepas dari kelolaan risiko dan berhasilnya BFI Finance membukukan kenaikan pendapatan, di tahun 2019. Perusahaan juga mencatat adanya kenaikan yang signifikan di biaya operasional.
Kenaikan ini terjadi terutama terkait biaya penyelesaian kasus sengketa hukum dengan eks pemegang saham BFI Finance yang telah berlangsung sejak awal 2000.
Baca Juga: Usai Belasan Tahun Bersengketa dengan BFI Finance (BFIN), Aryaputra Teguharta Bubar
"Biaya tersebut telah dicatat seluruhnya di tahun 2019, sehingga diharapkan kedepannya Perusahaan dapat tumbuh lebih sehat tanpa terganggu," jelas Sudjono.
Sebagai dampak dari biaya penyelesaian tersebut, laba sebelum pajak Perusahaan turun dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,1 triliun, sementara laba bersih konsilidasian menjadi Rp712 miliar.
“Dengan selesainya sengketa ini, maka kami dapat memfokuskan diri lebih baik untuk peningkatan bisnis dan operasional, dan diharapkan kinerja positif Perusahaan akan terus berlanjut,” Sudjono menambahkan.
Tentunya, performa baik ini bukan dilalui tanpa tantangan. Menurut Sudjono, di tahun 2019, industri multifinance mengalami ujian yang bertubi-tubi, mulai dari ketidakpastian ekonomi dan industri secara global karena dampak dari turunnya harga komoditas dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, adanya momentum pemilihan umum legislatif dan presiden, melambatnya bisnis otomotif, hingga likuiditas perbankan yang cukup ketat.
Baca Juga: BFI Finance pasang target moderat di bisnis pembiayaan syariah pada tahun ini
BFI Finance mampu mempertahankan Non-Performing Financing (NPF) di angka 0,85%. Hingga Desember 2019, BFI Finance telah membuka kantor operasional baru untuk pertama kalinya di Wonogiri, Pati, dan Pemalang.
Dengan demikian, kantor operasional dan pemasaran BFI Finance sampai dengan akhir tahun lalu tersebar di 423 lokasi dengan 45 cabang di antaranya melayani pembiayaan syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News