Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menargetkan pertumbuhan laba double digit di angka 15%-20% tahun ini. Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, sepanjang 2024 BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan berbasis digital, pengembangan produk keuangan baru, serta optimalisasi produk yang sudah berjalan.
Langkah-langkah ini diharapkan mampu mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan seiring dengan upaya mengembangkan teknologi terkini guna mendukung pengembangan bisnis perusahaan berbasis teknologi secara end-to-end.
Dengan strategi yang dijalankan, BFI Finance optimistis dapat mencapai pertumbuhan laba yang diinginkan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia.
Baca Juga: BFI Finance Kantongi Laba Rp 1,64 Triliun pada Tahun 2023
Di tahun lalu, BFI Finance meraih total pendapatan sebesar Rp 6,4 triliun. Pendapatan BFI Finance meningkat 18% dibandingkan tahun 2022. Sedangkan laba bersih perusahaan pembiayaan ini mencapai Rp1,6 triliun pada tahun 2023.
Gangguan operasional di kuartal sebelumnya jadi penyebab utama penurunan laba di BFIN.
“Penurunan laba karena dampak gangguan operasional di kuartal II dan kuartal III, namun di kuartal IV 2023 sudah kembali normal,” ujar Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono kepada Kontan.co.id, Senin (26/2). .
Meski turun, besaran laba BFI Finance adalah laba tertinggi kedua sejak berdirinya BFI Finance atau (BFIN) di tahun 1982.
Baca Juga: Kinerja BFI Finance Diprediksi Tak Akan Terpengaruh Gelaran Pemilu
BFI Finance menumbuhkan angka pembiayaan baru di 11,3%secara tahunan. Pencapaian signifikan lain yang dilakukan BFIN adalah soal total aset yang meningkat 9,4% menjadi Rp 24 triliun di akhir 2023. Hal tersebut juga didukung oleh pertumbuhan total piutang pembiayaan yang dikelola yang mencapai Rp 22 triliun, naik 7,4% dari tahun sebelumnya.
Di sisi risiko kredit, BFI Finance berhasil menekan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) hingga berada di level bruto 1,36% dan level neto 0,15% per 31 Desember 2023, yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri pembiayaan.
"Dengan segala dinamika yang terjadi di tahun 2023, kami berkomitmen untuk tetap tumbuh secara sehat," tutup Sudjono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News