Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong layanan perbankan dengan menggunakan teknologi, seperti layanan pembayaran bergerak atau mobile payment services. Menurut BI, hal ini untuk mendukung gerakan kesetaraan akses keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia atau financial inclusion.
Deputi Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Yura A. Djalins bilang, layanan mobile payment services ini mampu menjangkau daerah terpencil dan memberikan akses kepada masyarakat secara luas terhadap layanan sistem pembayaran dan keuangan.
Menurutnya, saat ini jangkauan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai 95%, dengan 240 juta pengguna telepon seluler dan 2 juta agen serta retailer telekomunikasi. Sementara, jika dilihat dari sisi instrumen pembayaran berupa uang elektronik berbasis server, jumlahnya mencapai 12,5 juta pengguna.
Dalam upaya pengembangan program financial inclusion, BI sendiri sedang melakukan proyek uji coba layanan perbankan tanpa kantor cabang atau branchless banking. Uji coba ini dilakukan selama enam bulan mulai bulan Mei-November tahun ini. Sebanyak lima bank dan dua perusahaan telekomunikasi turut serta dalam uji coba tersebut.
Pproyek uji coba branchless banking ini dikhususkan bagi layanan pembayaran, dengan mengedepankan infrastruktur telekomunikasi yang sudah lebih dulu masuk. Sementara untuk penarikan dana tetap harus melalui agen perbankan, yang ditunjuk dengan selektif dan ketat oleh bank yang terlibat dalam proyek ini.
"Untuk bisa menyukseskan program ini dibutuhkan teknologi yang memadai. Regulasi akan kita keluarkan pada akhir tahun, sehingga tahun depan (branchless banking) bisa segera diimplementasikan," Yura di Jakarta, Rabu (9/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News