Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Bankir harus puas menenggak pil pahit di akhir tahun lalu. Ramalan Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2014, melambat lebih pelan ketimbang perkiraan awal. Mengacu data uang beredar (M2) Bank Indonesia yang terbit 7 Januari 2014, kredit hanya mampu tumbuh 11,7% menjadi Rp 3.626,2 triliun per November 2014.
Realisasi pertumbuhan kredit ini meleset dari proyeksi pertumbuhan Bi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagai perbandingan, ramalan BI, kredit mampu tumbuh sebesar 15%-17% sepanjang 2014. Lebih optimistis, OJK memproyeksikan, kredit tumbuh di kisaran 16%-18%.
“Perlambatan masih akan terasa sampai akhir tahun 2014. Pertumbuhan kredit tahun 2014 sekitar 11%-12%,” ujar Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Rabu (7/1). Tirta menyatakan, pelemahan pertumbuhan ekonomi menjadi biang keladi perlambatan pertumbuhan kredit.
Pasalnya, masa depan ekonomi Tanah Air yang masih gamang menciutkan nyali pengusaha untuk ekspansi. Alhasil, pengusaha mengerem aksi memburu pinjaman dari perbankan. Tirta menambahkan, pertumbuhan kredit bisa menyentuh level 12% pada akhir tahun 2014 karena bank menggenjot kucuran kredit di kuartal IV-2014.
Separuh 2013
Sebagai Tambahan informasi, pertumbuhan kredit pada tahun 2014 hanya separuh dari realisasi pertumbuhan kredit tahun 2013 yang mencapai 21,4%. Pencapaian rendah tahun 2014 bakal menyulitkan perbankan menggapai target pertumbuhan kredit tahun 2015 yang dipatok OJK sebesar 16%-18%.
Catatan BI, perlambatan kredit terjadi di segmen kredit modal kerja dan kredit investasi. Misal, kredit modal kerja hanya naik 11,4% per November 2014. Di segmen ini, perlambatan kredit paling signifikan dialami sektor industri pengolahan. Sementara, kredit investasi naik 13,2%. Perlambatan di segmen kredit investasi disumbang oleh sektor industri perdagangan, hotel dan restoran.
Riswinandi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri bilang, pihaknya mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13%-14% pada tahun 2014. Senada, Achmad Baequni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), menuturkan, kredit BRI tumbuh 13%-14%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News