kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

BI melihat pergeseran portofolio deposito perorangan ke SBN ritel


Jumat, 02 Juli 2021 / 16:14 WIB
BI melihat pergeseran portofolio deposito perorangan ke SBN ritel
ILUSTRASI. Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan bunga acuan telah memicu masyarakat kalangan menengah keatas mengubah portofolio investasi. Bank Indonesia mencermati segmen ini mengeser portofolio deposito ke surat berharga negara (SBN) ritel.

“Ini terlihat sekali penurunan jumlah deposito perorangan ke SBN individual. Memang ada dari pergeseran dan banyak pembelian SBN ritel oleh sektor rumah tangga. Begitupun di pasar modal, terlihat sekali pertumbuhan investor ritel semakin meningkat,” ujar Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung dalam paparan secara virtual pada Jumat (2/7).

Lanjutnya,  dana pihak ketiga (DPK) sektor rumah tangga ini memang mengalami pertumbuhannya melambat. Terutama deposito rumah tangga mengalami kontraksi sedangkan tabungan meningkat.

Baca Juga: Ada PPKM darurat, BI masih pertahankan proyeksi pertumbuhan kredit 5%-7% di 2021

“Artinya mereka geser portofolio dari deposito ke aset-aset high return. Lalu dana itu ditampung di tabungan karena sangat fleksibel untuk melakukan investasi,” paparnya.

Ia melihat hal ini terjadi seiring dengan munculnya berbagai fintech yang bergerak di pasar modal yang memberikan kemudahan dalam berinvestasi secara ritel. Selain itu, ia menilai hal ini terjadi tidak terlepas dari penurunan suku bunga deposito.

“Sehingga mereka mencari instrumen dengan return lebih tinggi. Harapannya dengan investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi, ketika ekonomi dan mobilitas bergerak, kekayaan mereka naik dan bisa meningkatkan konsumsi,” paparnya.

Ia menjelaskan pergeseran deposito ke SBN ritel ini akan bergantung kepada dua hal. Pertama mobilitas masyarakat sebab akan mempengaruhi konsumsinya. Kedua, bergantung pada suku bunga, selama masih rendah masyarakat akan mencari produk dengan yield lebih tinggi.

Baca Juga: BI catat kebutuhan kredit korporasi masih terbatas di tengah pandemi

Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengakui, nasabah prima juga mempunyai animo untuk menginvestasikan dana di instrumen wealth management lainnya daripada di deposito.

Di sisi lain, bank juga berupa meningkatkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) guna memicu penurunan suku bunga kredit.

“Kami akan terus focus di CASA. Ini sudah dalam beberapa tahun belakangan sehingga CASA ratio sudah sekitar 64%. Kami harapkan ini bisa dipertahankan,” uja Lani kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×