CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

BI mewaspadai pertumbuhan kredit properti


Kamis, 13 Juni 2013 / 15:32 WIB
BI mewaspadai pertumbuhan kredit properti
ILUSTRASI. Pertamina tetap jual Pertalite di 2022


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Pertumbuhan kredit properti masih menjadi sorotan Bank Indonesia (BI). Bank sentral melihat penyaluran kredit perumahan mengalami pertumbuhan yang signifikan.

"Kami mencermati dan mewaspadai pertumbuhan kredit di sektor properti," jelas Deputi Gubernur BI Perri Warjiyo, kepada wartawan, Kamis, (13/6).

Pasalnya, di antara beberapa sektor kredit yang mengalami perlambatan, kredit properti terus meningkat. Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk rumah tipe di atas 70 meter persegi yang berporsi 37% terhadap total perumahan, tercatat naik 45,1% per April. Ini lebih tinggi dibanding pertumbuhannya bulan Maret yaitu 39,8%.

Sedangkan untuk Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) malah meningkat lebih tajam. Untuk tipe 22-70 meter persegi, KPA tumbuh 83,8% per April. Ini naik dibanding posisi Maret yang tumbuh 79,6%. Lalu untuk flat dan apartemen dengan tipe di atas 70 meter persegi pun tumbuh pesat. Per April, kenaikannya yaitu 71,4%. Ini juga mengalami peningkatan dibanding posisi Maret 70,4%.

Perry mengakui, pertumbuhan kredit properti yang tinggi ini menunjukkan kondisi yang sedang bullish. Maka dari itu, BI akan membuat kebijakan untuk membatasi penguatan kredit di sektor yang pertumbuhannya kencang, seperti properti ini.

Ia bilang bahwa BI masih mengkaji opsi yang tepat untuk pembatasan kredit properti ini. Misalnya saja merendahkan Loan to Value (LTV) untuk pembelian rumah kedua. Atau dalam satu keluarga, seorang suami dan istri terhitung hanya boleh punya satu rumah. "Tapi kita masih menerima masukan opsi," akunya.

Terlebih, BI juga akan melihat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena ini juga dapat membuat perlambatan perekonomian dan mungkin saja mempengaruhi pertumbuhan kredit properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×