Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Pertumbuhan kredit properti masih menjadi sorotan Bank Indonesia (BI). Bank sentral melihat penyaluran kredit perumahan mengalami pertumbuhan yang signifikan.
"Kami mencermati dan mewaspadai pertumbuhan kredit di sektor properti," jelas Deputi Gubernur BI Perri Warjiyo, kepada wartawan, Kamis, (13/6).
Pasalnya, di antara beberapa sektor kredit yang mengalami perlambatan, kredit properti terus meningkat. Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk rumah tipe di atas 70 meter persegi yang berporsi 37% terhadap total perumahan, tercatat naik 45,1% per April. Ini lebih tinggi dibanding pertumbuhannya bulan Maret yaitu 39,8%.
Sedangkan untuk Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) malah meningkat lebih tajam. Untuk tipe 22-70 meter persegi, KPA tumbuh 83,8% per April. Ini naik dibanding posisi Maret yang tumbuh 79,6%. Lalu untuk flat dan apartemen dengan tipe di atas 70 meter persegi pun tumbuh pesat. Per April, kenaikannya yaitu 71,4%. Ini juga mengalami peningkatan dibanding posisi Maret 70,4%.
Perry mengakui, pertumbuhan kredit properti yang tinggi ini menunjukkan kondisi yang sedang bullish. Maka dari itu, BI akan membuat kebijakan untuk membatasi penguatan kredit di sektor yang pertumbuhannya kencang, seperti properti ini.
Ia bilang bahwa BI masih mengkaji opsi yang tepat untuk pembatasan kredit properti ini. Misalnya saja merendahkan Loan to Value (LTV) untuk pembelian rumah kedua. Atau dalam satu keluarga, seorang suami dan istri terhitung hanya boleh punya satu rumah. "Tapi kita masih menerima masukan opsi," akunya.
Terlebih, BI juga akan melihat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena ini juga dapat membuat perlambatan perekonomian dan mungkin saja mempengaruhi pertumbuhan kredit properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News