Reporter: Ruisa Khoiriyah |
JIMBARAN. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas perbankan bakal memperluas kerjasama pengawasan dengan berbagai negara. Dasar pertimbangannya adalah banyaknya bank asing yang beroperasi di Indonesia.
Langkah ini perlu dilakukan agar efektivitas pengawasan sistem perbankan dan keuangan bisa dijalankan lebih baik. BI saat ini tengah mengupayakan kerjasama pengawasan lintas batas (cross border supervision) dengan beberapa otoritas perbankan dan bank sentral di negara lain seperti Australia dan India.
Deputi Gubernur BI Muliaman menuturkan, Indonesia saat ini sudah menjadi tuan rumah bagi banyak bank-bank asing. "Maka itu kita harus kerjasama dengan bank sentral di negara asalnya sehingga kita bisa diyakinkan akan ada penyelesaian yang jelas jika ada permasalahan di bank itu," katanya di sela acara South East Asian Central Banks (SEACEN) meeting di Jimbaran, Bali, Kamis (9/12).
Muliaman menjelaskan, kerjasama pengawasan perbankan dan stabilitas keuangan lintas kawasan (cross border supervision) menjadi isu penting saat ini seiring semakin terkoneksinya sistem keuangan antar negara. Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki kerjasama formal dengan beberapa bank sentral di kawasan Asia yakni Malaysia, Singapura, dan China. "Kami buka kemungkinan juga dengan otoritas di Australia dan India," ujarnya.
Dengan adanya kesepahaman formal yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU), akan ada lebih banyak kerjasama yang bisa dilakukan di antara dua negara. Misalnya, terkait upaya pendorongan ekspansi bank lokal di mancanegara dan efektifvitas pengawasan bank asing yang ada di Indonesia.
"Paling tidak dengan adanya kerjasama, kita bisa payungi bank-bank yang hendak buka cabang di negara tersebut. Kita juga bisa payungi kerjasama pemeriksaan bank-bank asal negara tersebut yang beroperasi di sini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News