Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan survei perbankan Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit baru perbankan tetap terjaga dan tumbuh positif pada triwulan I 2022. Hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 64,8%, meski lebih rendah dari SBT 87,0% pada triwulan sebelumnya.
Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan, pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis penggunaan, tercermin dari nilai SBT yang tercatat positif.
"Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru tertinggi terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan SBT sebesar 48,5%," kata Junanto, dalam laman resmi BI, Kamis (21/4).
Menurut Junanto, kenaikan itu diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, kehutanan, dan sektor penyediaan akomodasi & makanan minuman dengan SBT masing-masing sebesar 39,5% dan 36,7%.
Baca Juga: Bank BJB Targetkan Peningkatan Fee Based Income dari Saluran Digital
Pada triwulan II 2022, penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh lebih tinggi, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 79,0%. Standar penyaluran kredit pada triwulan II 2022 diprakirakan sedikit lebih longgar dibandingkan periode sebelumnya.
Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar -0,4%, berbeda dengan 3,3% pada triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perkiraan penurunan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank.
Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 9,3% yoy atau meningkat dibandingkan 5,2% pertumbuhan pada 2021. "Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit," terangnya.
Adapun pengumpulan data periode triwulan I 2022 dilaksanakan pada Maret 2022 dengan memperoleh informasi dini mengenai kebijakan perbankan dalam penyaluran kredit, pendanaan dan penentuan suku bunga, perkembangan permintaan dan penawaran kredit baru.
Baca Juga: Limit Saldo Naik, Dompet Digital Siap Perbesar Pasar
Sampel dipilih secara purposive terhadap lebih dari 40 bank umum dengan pangsa kredit sekitar 80% dari total kredit. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Saldo Bersih Tertimbang (SBT).
Berupa jawaban responden dikalikan dengan bobot kredit dengan total 100%. Selanjutnya dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News