Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) akan menyiapkan langkah strategis setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25%.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, dengan kenaikan suku bunga dari BIĀ juga ikut mengerek tingkat suku bunga dana pihak ketiga (DPK) di perbankan.
"Peningkatan suku bunga ini ikut mengerek tingkat suku bunga DPK di perbankan, Tapi biasanya yang langsung terdampak itu deposito. Kami disini bisa menyampaikan bahwa BSI beruntung karena punya dana murah yang cukup kuat," ujarnya saat paparan kinerja perseroan, Selasa (30/4).
Baca Juga: Laba Bank Syariah Indonesia (BRIS) Meningkat 17% pada Kuartal I-2024
BSI percaya diri, dana murahnya cukup kuat dari sisi tabungan dengan nominal lebih dari Rp 120 triliun, dan giro Rp 58 triliun. Sehingga, ini menjadi modal dasarnya untuk terus mendukung pertumbuhan dari dana murah sesuai denganĀ strategi jangka panjang BSI dari sisi dana pihak ketiga.
"Kami ingin selalu meningkatkan low cost fund yang terdiri dari tabungan dan giro, caranya adalah dengan memperbaiki infrastruktur terkait dengan funding dalam hal ini adalah payment terkait dengan transaction banking, seperti mobile banking, ATM, EDC, QRIS itu menjadi bagian untuk mendukung pertumbuhan DPK kami," jelasnya.
Hery menerangkan, kalau ditanya terkait langkah-langkah strategis, tentunya BSI akan terus fokus untuk melangsungkan dan mendukung pertumbuhan dana murah yang terdiri dari tabungan, dan giro.
Sebab, sebagian yang dimiliki BSI adalah tabungan wadiah dimana customer ataupun nasabah menempatkan dananya atau minta di kelola oleh BSI tanpa meminta return atau imbalan apapun, dan Cost of Fund (CoF) nya hampir 0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News