Reporter: Astri Kharina Bangun, Dyah Megasari |
JAKARTA. BI rate turun 50 basis poin (bps) menjadi 6% dari 6,5%. Ini merupakan bulan kedua Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga. Bulan lalu, suku bunga acuan juga dipangkas 25 bps.
Biro Humas BI, Difi A Johansyah menerangkan, BI termasuk agresif memangkas suku bunga dengan alasan terkendalinya laju inflasi. Bahkan, Oktober lalu terjadi deflasi 0,12%. "Keputusan ini diambil untuk mengurangi dampak perekonomian global yang melambat terhadap neraca pembayaran RI," ujar Difi hari ini.
BI melakukan tindakan ekstrem lantaran optimis di akhir tahun angka inflasi akan di bawah 4%. "Pemangkasan juga bertujuan untuk memperbaiki perbedaan suku bunga jangka pendek dan panjang," terang Difi.
Keputusan BI ini tepat dengan prediksi Ekonom Danareksa Research Institut (DRI), Purbaya Yudhi Sadewa. "Godaan memangkas BI rata sangat tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya, banyak ekonom yang memprediksi suku bunga akan turun. Tapi, hanya sebesar 25 bps atau 0,25%. Keputusan besar ini mencerminkan rasa percaya diri bank sentral yang cukup tinggi dalam menghadapi gejolak ekonomi yang akan datang.
Helmi Arman, ekonom Citibank meyakini dana asing tak akan hengkang meski otoritas moneter memangkas suku bunga sangat besar. "Pemangkasan ini justru meyakinkan asing bahwa Indonesia memiliki fundamental yang bagus di tengah ancaman krisis Eropa," tutur Helmi.
Kecenderungan asing saat ini masuk pada investasi langsung di pasar modal. "Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang menggunakan acuan BI rate makin ketat bagi asing," jelas Helmi. Sebelumnya, ekonom Citibank tersebut memprediksi BI rate hanya akan digunting 0,25%.
Ekonom yakin, suku bunga ini akan bertahan hingga akhir 2011. "Kajian perubahan BI rate baru akan terjadi Januari 2012," ujar Purbaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News