kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

BI Revisi Target Kredit, Ini Rencana Sejumlah Perbankan


Kamis, 22 Mei 2025 / 17:28 WIB
BI Revisi Target Kredit, Ini Rencana Sejumlah Perbankan
ILUSTRASI. Sejumlah perbankan belum melakukan revisi terhadap target kredit di tahun 2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren perlambatan pertumbuhan kredit perbankan yang berlanjut di April ini mendorong Bank Indonesia (BI) merevisi target kredit. Kendati begitu, sejumlah bank mengaku belum berencana ikut merevisi target kreditnya. 

Melansir data BI, penyaluran kredit hanya tumbuh 8,88% secara tahunan (YoY), melambat dibanding bulan Maret yang tumbuh 9,16% YoY. Angka tersebut jadi yang paling kecil sejak bulan Januari.

Namun, PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) nampaknya masih optimistis dengan guidance pertumbuhan kredit yang ditetapkan perusahaan tumbuh dikisaran 5%-7% tahun ini.

Presiden Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pertimbangan angka tersebut berdasarkan pada tren daya beli yang masih tertekan sejak awal tahun.

Baca Juga: Makin Melambat, BI Turunkan Target Pertumbuhan Kredit Perbankan di 2025

“Untuk pertumbuhan kredit kami perkirakan akan mild sekitar 5%-7% tahun ini sehubungan dengan daya beli yang masih tertekan,” ujar Lani kepada Kontan, Kamis (22/5).

Ke depan, bank berkode saham BNGA ini akan fokus menyalurkan kredit ke segmen ritel, kredit kendaraan bermotor, unsecured loan, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Terkait suku bunga dasar kredit (SBDK), CIMB Niaga akan selalu menyesuaikannya dengan kondisi likuiditas bank. Tercatat, loan to deposit (LDR) CIMB Niaga di kuartal l-2025 sebesar 89,3%, sedangkan rasio non performing loan (NPL) gross-nya sebesar 1,85%.

Adapun, SBDK CIMB Niaga periode 30 April hingga 30 Mei 2025 untuk kredit korporasi sebesar 8,25%, ritel sebesar 9%, UMKM 9%, KPR 8,7%, dan Non-KPR 12,11%.

Keputusan untuk tak merevisi target kredit juga dilakukan PT Maybank Indonesia Tbk. 

“Sampai saat ini kami masih belum merubah target pertumbuhan kredit yang kami masukan ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) di Rencana Bisnis Bank untuk tahun 2025,” kata Presiden Direktur Maybank Steffano Ridwan

Soal ketentuan SBDK, Steffano bilang Maybank bakal mengikuti dinamika pasar. Ia mengakui, saat ini suku bunga dari segi simpanan Maybank memang terbilang masih tinggi.

Per 30 April 2025 ini, SBDK Maybank untuk kredit korporasi sebesar 7,81%, ritel sebesar 9,66%, UMKM 9,66%, KPR 9,64%, dan Non-KPR 10,43%.

Baca Juga: Kredit Investasi Bank Mandiri Tumbuh Sebesar 25,4% per Maret 2025

“Tapi kami berharap ke depan suku bunga funding/deposit bisa turun mengikuti penurunan BI rate kemarin, sehingga suku bunga kredit juga bisa ikut turun,” ujar Steffano.

Tak jauh berbeda, PT Bank Oke Indonesia juga belum mau menurunkan target kreditnya yang ditetapkan sebesar 11% untuk tahun ini.

Wakil Direktur Utama OK Bank, Hendra Lie bilang, ia telah mengantisipasi penurunan oleh BI ini. Selain itu dengan adanya penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM), ia berharap gairah daya beli masyarakat bakal bangkit kembali.

“1% itu menurut saya kalau dana total Rp8.800 (triliun) kurang lebih Rp 80-an triliun akan ada di market lagi. Ini harapan kita bisa menggairahkan daya beli,” ujarnya.

Melihat net interest income OK Bank menurun, ke depan OK Bank kata Hendra akan lebih bertindak konservatif dalam menyalurkan kredit. Fokus penyalurannya tertuju ke segmen komersil, korporasi, dan sindikasi.

“Memang return enggak terlalu baik, tapi risikonya akan sangat jauh lebih kecil,” pungkas Hendra.

Adapun SBDK OK Bank per 8 April 2025 untuk kredit korporasi sebesar 7,47%, ritel 7,82%, kredit menengah 8,28%, kecil 8,38%, mikro 9,26%, KPR 9,15%, dan non KPR 12,27%.

Selanjutnya: Sandiaga Uno Serukan Merger Fintech di Tengah Penurunan Pendanaan Modal Ventura

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (23/5), Daerah di Jakarta Ini Waspada Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×